Pandangan mereka bertaut seolah tengah menyalurkan rasa rindu yang begitu besar pada satu sama lain. Tanpa mereka sadari air mata sontak memenuhi kedua mata mereka diam-diam mencoba untuk menahan tetesan air tersebut seakan berlomba siapa pun yang pertama kali meneteskan air mata akan kalah.
Namun, sekuat apa pun mereka menahan jutaan air mata yang memaksa untuk keluar, mereka tidak bisa. Perasaan rindu yang sangat besar telah menguasai tubuh mereka dan air mata kerinduan pun turun tanpa bisa mereka cegah.
Tes.
"Loh, mas Wonwoo sama mas Mingyu kenapa?"
{}
Recommended BGM - Love Is Gone (Acoustic Ver.) by SLANDER & Dylan Matthew
Baik Wonwoo mau pun Mingyu keduanya dengan cepat menghapus jejak air mata yang tidak sengaja jatuh mengenai kedua pipi mereka. Wonwoo kemudian terkekeh kecil lalu menoleh untuk menatap pak Rama sembari tersenyum lebar.
"Maaf pak, kayaknya kelilipan."
Wonwoo tau bahwa Mingyu saat ini tengah menatapnya dengan sangat intens. Namun, Wonwoo benar-benar tidak ingin membuat kontak mata dengan lelaki itu. Kedua kakinya nampak begitu lemas dan Wonwoo tidak bisa bernapas. Sesak sekali rasanya saat ini melihat sosok sejak lama sangat ia rindukan.
Delapan tahun berpisah dengan tanpa mengetahui kabar masing-masing membuat keduanya sangat tersiksa. Melihat sosok yang sangat mereka rindukan tengah berdiri kurang dari satu meter di hadapan mereka itu membuat keduanya tidak bisa berkata apa-apa. Jutaan perasaan rindu yang membuncah membuat bibir mereka kelu, tidak sanggup rasanya untuk sekedar mengucapkan kata-kata rindu.
Ditambah lagi, pertemuan keduanya adalah di saat yang sangat tidak tepat. Keduanya bahkan tidak tau bahwa dunia akan mempertemukan mereka dengan cara seperti ini. Atmosfir di antara mereka cukup menyesakkan dan pak Rama pun menyadari hal itu.
Baik Mingyu maupun Wonwoo, keduanya hanya terdiam seraya fokus dengan apa yang ada di dalam pikiran mereka. Keduanya sangat ingin menghambur ke pelukan satu sama lain, tetapi mengapa rasanya sangat sulit? Seperti ada sebuah tembok yang menghalangi mereka untuk sekedar mengucapkan kata-kata rindu.
Semakin sesak, Mingyu dan Wonwoo tidak tahan. Hati mereka seolah seperti tengah diremas dengan kencang. Lidah mereka tak sanggup untuk mengeluarkan kata-kata, seketika diam membisu karena terlalu terkejut.
Kenapa? Kenapa di saat mereka bertemu rasanya sangat sulit untuk mengeluarkan bahkan untuk satu patah kata? Sulit sekali.
Merasakan atmosfir yang menyesakkan menyeruak di antara mereka, pak Rama pun sontak terkekeh dan mencoba untuk mencairkan suasana. Entah mengapa, ia merasa sangat aneh melihat keduanya saat ini. Tidak ambil pusing, pak Rama pun akhirnya berbicara.
"Ini, mas. Jagoan divisi marketing." Wonwoo seketika sadar. Ia harus bersikap profesional dan mengenyahkan urusan pribadinya untuk sesaat. Tetapi Wonwoo tidak mengerti ia harus apa sekarang?
Ah, ya berkenalan. Benar, ia harus berkenalan dengan sosok kepala divisi kreatif yang baru. Tetapi untuk menatap wajah Mingyu saja ia tidak mampu. Bagaimana ini? Wonwoo pun menggeleng kecil menunduk sesaat untuk sekedar mengaktifkan mode profesionalnya meskipun saat ini benar-benar begitu sulit rasanya.
Wonwoo menghela napas pelan kemudian tersenyum menatap Mingyu. Kedua matanya bergerilya tidak ingin menatap kedua mata Mingyu dan berakhir menatap pucuk hidungnya. Lelaki berkacamata itu pun mengulurkan tangannya kepada Mingyu meskipun sangat terlihat sekali tangannya gemetar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sekala Niskala | Meanie [✔]
Fanfiction"Inget, kita sama-sama punya hati yang harus dijaga. Jangan binal." "Cih, lo emang cowok paling brengsek yang pernah gue tidurin." #1 in Wongyu #3 in Meanie [Completed] Fluff, Romance, Mature. Meanie Couple ©️Jungsushii, 2020.