Written by. CH-Zone
Surprise!! 🙃🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Banyak banget yang nanya sama gue, termasuk Will. Kenapa gue mau jalan sama anak sekolah? Katanya buang waktu dan nggak bisa diapa-apain. Buat yang udah pengalaman pacaran sama cewek sekolahan, belum dipegang aja udah teriak, "Aww, jangan. Itu dosa." Kemudian berlanjut dengan kehebohan lainnya.
Well, itu ada benarnya. Masih muda, mostly pikirannya naif dan sensi. Agak capek sih kalau ladenin eibji yang dikit-dikit ngambek. Sebenarnya, gue juga males. Tapi berhubung yang punya lapak maunya kayak gini, trus pengen gue tulis perspektif cowoknya, anggap aja gue ikhlas banget jalanin drama ini.
Dari kata pembuka yang gue bacotin tadi, ofcoz nggak berlaku buat Naura. Cewek yang udah menarik perhatian sejak setahun terakhir, dan jadi cewek gue selama beberapa bulan ini.
Gue tahu kalo doi naksir sejak gue masih kuliah. But, I'm playing cool. Karena waktu gue kuliah, doi masih kecil banget, njir! Atas bawah rata, apa yang mau diliat? Yang namanya cowok pas masih kuliah tuh godaannya kenceng, otomatis nggak tahan liat cewek bohai, alias bokong aduhai.
Cuma sialnya, setahun lalu waktu liat Naura tiduran di kasur Will sambil baca buku, gue berubah pikiran. Cewek itu pake celana pendek yang menampilkan sepasang kaki dari batas paha sampe ke ujung jari, dipadukan dengan atasan crop top bahan rajut yang bikin dadanya terlihat lebih besar.
Doi cukup berisi, yang isiannya di tempat yang pas, dan bukan lipatan lemak yang ngetem sembarangan. Dadanya oke, bokongnya oke, dan pinggangnya ramping. Yang tadinya biasa aja, mendadak jadi pengen dapetin. Sukur-sukur bisa cobain.
Naura itu cewek paling jujur yang pernah gue kenal. Di samping itu, orangnya cukup muluk soal pacaran. Tapi bukan berarti, doi jadi gampangan ato terlalu bodoh untuk diajak sembarangan. Doi hanya menjadi orang yang sesuai dengan porsi umurnya.
Bersama Naura, gue berusaha untuk terbuka dan apa adanya. Nggak kepengen muluk, juga belum berani kasih janji, karena waktunya belum tepat. You know? Sebagai seorang dewasa, omongan lu itu yang harus dipegang, dan kebanyakan dijadikan pegangan oleh yang lebih muda. Jadi kudu hati-hati.
Gue lebih baik cari aman daripada jual janji. Trus buat lu para cewek, jangan maksa juga kalo cowok lu nggak bisa, sampe akhirnya mereka terpaksa kasih janji yang lu mau, yang akhirnya istilah PHP muncul ke permukaan. Tolong dibedain mana yang masuk akal dan nggak, karena dari awal, kita emang udah beda persepsi.
Balik lagi ke urusan pacaran sama eibiji, gue akan kasih pendapat lewat lanjutan ini, tapi bukan berarti membenarkan karena tujuannya hanya untuk menjaga orang yang punya lapak supaya kalian makin takabur soal cinta-cintaan.
Gue sayang Naura, it's true. Dia menarik, lucu, dan bikin gue senang setiap kali melihatnya. Itu adalah alasan gue yang sebenarnya. Gue nggak menyangka jika akan seserius ini dalam jalanin hubungan dengannya. Jujur aja, gue nggak berharap banyak atau berpikir terlalu jauh, tapi doi bikin gue senang setiap kali bersama.
Soal nyokapnya yang cukup ribet dan terkesan nggak suka, gue sama sekali nggak tersinggung tapi justru maklum. Hal yang wajar buat nyokapnya karena Naura adalah anak tunggal.
"Ini abis pecahin telor, trus diapain, Jed?" tanya Naura yang bikin gue auto nengok ke arah doi yang lagi sibuk meringis karena jijik pegang kulit telor.
Gue cuma bisa senyum sambil menatapnya sayang. "Dikocok kayak bikin telur dadar."
Naura mengangguk sambil cemberut, kayaknya masih jijik banget di situ. Kenapa sih cewek kudu maksain diri buat keliatan ekstra kalo depan cowok? Ada faedah-nya gitu?
KAMU SEDANG MEMBACA
BACKSTREET (END)
ChickLitAda banyak alasan untuk menyembunyikan sebuah hubungan. Bagi Naura, alasan bersembunyi itu ada tiga: yaitu restu, waktu, dan belum tentu. Bermodalkan rasa menggebu-gebu, berbagai halangan pun diabaikan, dan backstreet pun dilakukan demi bisa bersam...