Bad Partner -Part 2-

301 55 11
                                    

Pembunuhan berantai fork atau fork murderer adalah sebuah kasus dimana pelaku membunuh korban menggunakan kaos kaki korban yang diikatkan di lehernya sampai korban mati karena kehabisan nafas. Ciri khasnya, pelaku selalu meninggalkan tanda berbentuk segitiga di bagian paha korban. Tanda itu berupa titik-titik yang berasal dari ujung runcing garpu yang ditusukkan pada paha kanan korban setelah kematiannya. Posisi korban ditelentangkan dengan tangan yang terlipat di dada seakan tengah menghadapi kematian yang damai.

Kesamaan dari kelima korban pembunuhan yaitu wanita yatim piatu dengan kisaran umur 25-30 tahun, berambut panjang dan berkulit putih.

Korban selalu dibuang di daerah dobong-gu dengan pola acak dan tak bisa ditebak karena dobong-gu banyak memiliki daerah terpencil tanpa kamera pengawas sehingga sangat sulit mencari pelakunya.

Motif pelaku juga belum ditemukan. Entah apa maksudnya melakukan pembunuhan dengan cara keji seperti itu. Yang jelas, ia berhasil melakukannya dengan mulus tanpa meninggalkan jejak sedikitpun. Bahkan bekas darah akibat tusukan garpu di paha korban pun tak ada tandanya. Sangat bersih, seakan mayat telah dimandikan sebelum di buang.

********

Aku dan Myungsoo tiba di rumah kami sebagai suami istri. Rumah yang cukup besar dengan pagar yang tinggi, sangat pas dijadikan sebagai markas rahasia.

"Omo! Apa kalian pengantin baru yang dibicarakan tn.jang si pemilik rumah sebelumnya?"

Aku terperanjat kaget. Seorang ahjumma dengan rambut keriting yang tak tahu datang darimana  mengampiri kami, wajahnya berseri-seri melihat kedatangan kami.

"Ahh.. ne.." jawabku sembari tersenyum canggung.

"Aigoo... Kalian terlihat masih muda. Senangnyaa di kompleks ini akhirnya ada anak muda"

"Ne~ saya juga senang mempunyai tetangga yang ramah seperti bibi. Perkenalkan nama saya han sooyi dan ini suami saya han jungsoo, bi." ucapku sambil membungkuk hormat begitupun dengan Myungsoo.

"Sopan sekali~ aku Lee Ran, panggil aku bibi Ran saja. Aku yang menjual buah segar diujung komplek sana"

"Jinjja? Tadi saya lihat ada toko buah saat kemari. Jadi itu punya bibi?" Ucapku pura-pura bersemangat dengan obrolan kami. Padahal dalam hati aku ingin sekali cepat mengakhiri ini dan masuk kedalam rumah.

"Ya betul!! Mampirlah lain kali, eo~ omong-omong, apa kalian perlu bantuan untuk membereskan barang? Aku bisa memanggil orang-orang kompleks untuk membantu. Asal kalian tahu, warga di kompleks ini sangat dekat seperti keluarga"

Seperti keluarga katanya???! Bisa kubayangkan betapa repotnya kalau aku dan Myungsoo melakukan kesalahan sedikit saja dalam penyamaran kami sebagai pasutri, pasti warga kompleks ini akan cerewet dan ikut campur masalah kami.

"Animnida, bi. Kami sudah membereskannya kemarin malam dan kami juga tidak ingin merepotkan bibi. Benarkan, yeobo?" Kataku.

"Benar. Aku tidak bisa membiarkan tangan bibi yang cantik ini melakukan pekerjaan berat" ucap Myungsoo beramah-tamah. Aku baru tahu kalimat manis seperti itu bisa keluar dari mulut pedas-nya.

"Aigoo.. bisa saja~ kau membuatku malu. Baiklah kalau begitu, kalau nanti kalian perlu bantuan bisa beri tahu aku ya" bibi Ran pun berlalu pergi menuju toko buahnya.

Aku reflek membuang nafas lelah. Sepertinya penyamaran kali ini akan sangat merepotkan dibanding menyamar sebagai penjual hotteok.

"Ayo masuk" ajak Myungsoo.

Aku pun menyeret koperku masuk kedalam rumah mengekori Myungsoo. Begitu melihat seisi rumah, mulutku reflek membulat kagum. Bagaimana tidak? rumah ini lebih luas dan rapi dibanding ekspektasiku. Di lantai 1 ada dapur lengkap dengan meja bar kecil yang indah, kemudian ada ruang tengah yang merangkap sebagai ruang tamu dan juga kamar mandi yang terletak di dekat pintu ke halaman belakang. Sedangkan di lantai 2 ada dua kamar yang pintunya bersisian.

BAD PARTNER [MyungZy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang