Bad Partner -Part 8-

181 36 2
                                    

Suzy memandangi pria berpenampilan kacau di hadapannya dengan penuh selidik. Pria itu duduk termenung-menung, kepalanya tertunduk lunglai dan matanya setengah terbuka.

Sementara Myungsoo yang duduk disamping Suzy merogoh kantung jaketnya dan lalu mengeluarkan kalung berliontin kupu-kupu yang terkemas dalam plastik zipper ke atas meja.

"Kau kenal barang itu?" Tanya Myungsoo.

Mata pria itu yang tadinya kosong tanpa tanda-tanda ada jiwa di dalamnya langsung melotot melihat kalung itu. Ia meraihnya dan menangis, "Mijoo-ya" lirihnya pilu.

"Siapa kalian?!" tatapan pria itu berubah garang secara drastis. Nampaknya jiwa pria itu baru saja kembali. Dia akhirnya sadar dengan kehadiran Suzy dan Myungsoo setelah dia membukakan pintu lebar-lebar, memberikan akses untuk mereka masuk ke dalam rumah tanpa babibu dan rasa was-was.

Untung saja yang bertamu adalah polisi. Kalau bukan, mungkin akan berbahaya bagi diri pria itu sendiri.

Suzy dan Myungsoo saling melempar tatapan, sebelum Suzy berpaling dan mengatakan bahwa mereka adalah polisi yang sedang menyelidiki kasus Mijoo. Tentu saja juga menunjukkan kartu tanda pengenal kepolisiannya agar pria itu semakin mempercayai mereka.

Suzy lalu mencondongkan tubuhnya kedepan, "Apa kalung itu pemberian darimu?" Tanyanya pelan-pelan.

"Bukan. Ini kalung pemberian bos-nya." jawab pria itu. Tangisannya sudah mereda, namun masih disertai isak tangis. Bola matanya tak lepas dari kalung itu.

"Bos-nya? Nugu?"

"Bos-nya dari panti jompo itu" pria itu terdiam sesaat, "Mijoo selalu memakai kalung ini...."

Myungsoo mengedarkan pandangannya ke semua penjuru rumah. beberapa botol soju dan kaleng bir bertumpuk di sudut ruangan. Lalu debu di atas perabotan pun bisa terlihat dengan mata telanjang.

Myungsoo sedikit tidak betah di tempat ini. namun apa boleh buat. Ia tengah berada dirumah seseorang yang sedang berduka. Namun tak bisa dipungkiri, tangannya terasa sangat gatal ingin bersih-bersih.

"Boleh kami melihat barang-barang mijoo?" Tanya Myungsoo seraya menyimpan tangannya kedalam saku celana-sebisa mungkin tidak menyentuh perabotan kotor disekitar-.

"Bukankan kalian sudah melihatnya??" Nadanya agak meninggi, tak suka dengan permintaan Myungsoo tadi.

"Benar, tapi ada sesuatu yang harus kami pastikan lagi. Kami harap anda mau bekerja sama agar pelaku cepat kami temukan"

Pria itu mendesah berat, namun dirinya bangkit berdiri dan membukakan pintu kamar Mijoo untuk Myungsoo dan Suzy.

"Tapi tolong jangan sampai barang-barang Mijoo rusak dan berantakan!" Tegasnya.

Suzy dan Myungsoo kemudian masuk kedalam kamar setelah berjanji pada pria itu akan mengembalikan barang-barangnya ketempat semula. Pria itu pun pergi, memberikan privasi pada kedua polisi itu untuk memeriksa barang Mijoo.

Setengah jam lamanya mereka memeriksa barang-barang Mijoo, namun hasilnya tetap nihil. Suzy menghembuskan napas panjang, tidak ada hal baru yang berguna. Padahal mereka sangat membutuhkan petunjuk yang bisa menghubungkan setidaknya Mijoo dengan empat korban yang lain atau bahkan dengan pelaku psikopat sialan itu.

Kasus ini sangat membingungkan, Suzy dan Myungsoo tidak menemukan benang merah diantara kelima korban secuilpun sehingga motif pelaku jadi semakin sulit diketahui. Entah karena ingin balas dendam ataupun karena bedebah itu memang psikopat yang haus darah.

Sejauh ini, mereka hanya bisa menyimpulkan bahwa semua korban adalah wanita yatim piatu dengan kisaran umur 25-30 tahun, berambut panjang dan berkulit putih. Tetapi klasifikasi itu terlalu umum.

BAD PARTNER [MyungZy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang