Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu. Sudah dua hari ini sejak pembicaraannya dengan Taeyong di meja makan saat sarapan pagi namun belum juga Taeyong memberikan informasi padanya.
Dalam dua hari ini dia juga mengikuti Jaemin setelah pulang sekolah. Jeno sangat terkejut karena ternyata Jaemin masih mengikuti don ssaum untuk mendapatkan uang. Banyak pertanyaan yang ada di benak Jeno yang akan dia Tanyakan terhadap Jaemin. Namun samapi sekarangpun ia masih tidak bisa berbicara dengan Jaemin, sangat sulit mengajaknya bicara karena Jaemin selalu menolaknya.
"Na Jaemin, bisa ikut aku untuk ke ruang kepala sekolah ?" Tanya pak kim yang tiba-tiba datang ke kelas.
" baik" kata Jaemin singkat kemudian bangkit dari bangkunya.
Jeno menatap heran dengan pak kim yang tiba-tiba menyuruh Jaemin keruang kepala sekolah. Beda hal nya dengan siswa-siswi yang berada di kelas ada beberapa siswa yang berbisik membicarakan Jaemin.
"Apa ada yang salah, kenapa dia di panggil ke ruang kepala sekolah?" Tanya salah satu siswi curiga.
"Kau lihat baru 4 hari dia sekolah di sini tapi sudah membuat masalah dan di panggil keruang kepala sekolah" kata haechan pada mark.
"Apa yang membuatnya sampai di panggil keruang kepala sekolah, apa kau tau chenle" tanya mark pada chenle.
"Entahlah yang jelas kemarin malam aku melihatnya sedang, berkelahi di don ssaum, dia juga meminum soju" kata Chenle.
"Benarkah? Bagaimana bisa kamu tau. Apakah kamu melihatnya" tanya Renjun.
"Iya kau melihat, tapi aku tak menghampirinya. Aku hanya malas berurusan dengannya " kata chenle.
"Kapan kamu melihatnya? Jam berapa?" Tanya Jeno tiba-tiba
"Ada apa denganmu, kenapa tiba-tiba bertanya" heran chenle
"Tidak bisakah kamu menjawab, tidak balik bertanya" jawab Jeno sinis.
"Aku melihatnya sekitar pukul 10, setauku dia bertanding dengan dua orang tadi malam. Aku juga melihatnya berjalan pulang dalam keadaan mabuk" kata Chenle.
Jeno mengangguk sebagai jawaban, ia bangkit dari duduknya dan berjalan keluar kelas tanpa berkata apapun terhadap teman-temanya.
"Yak jeno~ya, mau kemana? Apa kau berniat mau membolos" tanya Renjun setengah berteriak, yang tak di hiraukan oleh Jeno.
"Biarkan saja, dia memang susah untuk di kasih tau" kata mark pada Renjun.
Sedangkan chenle terlintas di otaknya beberapa pertanyaan terkait tingkah laku Jeno yang membuatnya penasaran
Sepertinya mereka sudah saling mengenal sejak dulu Ada apa dengan Jeno, aku harus mencari tahu kata chenle dalam hati kemudian menatap ke arah Haechan.
"Channie bagaimana jika kita pergi keluar aku sangat bosan berada di kelas" kata chenle mengajak haechan.
"Boleh, aku juga sangat bosan" kata haechan
"Yak chenle jika kau mau membolos sendiri saja. Kenapa kau mengajak orang lain" kesal Renjun
"Jika kau mau ikut boleh renjun tak usah banyak bicara" jawab chenle kesal dengan Renjun
"Markeu apa kamu mau ikut dengan kami?" Tanya Haechan.
"Tidak, kalian saja. Aku ingin menjadi anak rajin" tolak mark.
"Baiklah anak rajin belajar yang benar, kaja chenle" kata haechan meledek.
Chenle mengangguk, tak membutuhkan waktu lama merekapun pergi meninggalkan kelas, sebelum ada guru yang datang untuk mengajar. Mark dan Renjun hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah kedua sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
friend
FanfictionPersahabatan kedua orang remaja yang melewati begitu banyak ujian, keduanya sama-sama terluka dan larut akan kesedihan yang mereka pendam bertahun-tahun tanpa ada yang terungkap satu sama lain membuat keduanya terjebak dalam luka lama yang mereka bu...