Bab 9

207 28 0
                                    

laki-laki  dengan setelan kaos putih, celana bahan dan jas yang ia kenakan berjalan terburu-buru masuk kedalam bandara. Ia memesan tiket tujuan seoul hari ini setelah mendapat kabar dari anak sulungnya.

Jung yunho orang tua dari Jung Jaehyun dan jung Jeno itu terlihat khawatir dan terus menatap kearah ponselnya.

Belum ada satu balasan pesan yang ia kirimkan ke anak sulungnya terkait dengan keadaan anak bungsunya.

Ia tidak habis pikir  jika selama ini anaknya memiliki tekanan yang begitu luar biasa. Yunho merasa putus asa dengan dirinya sendiri karena tidak peka terkait keadaan anaknya.

"Em tuan, sebenarnya beberapa hari yang lalu Jeno sempat meminta laporan keuangan yang anda kirim setiap bulanya untuk keluarga Jaemin" kata Taemin ragu-ragu

"Benarkah? Untuk apa dia memintanya. Kenapa kamu tidak mengatakannya padaku" kata Yunho

"Dia melarang ku, Jeno bilang  hanya ingin memastikan bahwa anda tidak lupa sedikitpun untuk menjamin kehidupan mereka. Dia berkata bahwa ia ingin memastikan bagaimana hidup sahabat setelah kejadian, jika tuan mengirimnya dengan teratur Jeno merasa lega karena sahabatnya bisa hidup dengan nyaman" kata Taemin menjelaskan.

"Lalu kamu tidak mencurigainya? sebenarnya apa yang terjadi  astaga" kata Yunho menahan emosi karena dia tidak mengetahui apapun.

"Aku hanya tau itu, hal lainnya sungguh aku tidak mengetahuinya" kata Taemin berkata jujur

Yunho diam tak menjawab perkataan Taemin. Ia mengarahkan jarinya ke ponsel miliknya dan berusaha menelfon Jaehyun, sebelum dia masuk kedalam kabin pesawat.

"Halo, Jaehyunie. Bagaimana keadaan Jeno?" Tanya Yunho khawatir

"Masih dalam penanganan dokter pa" kata Jaehyun.

"Appa sedang di ruang tunggu, sebentar lagi akan masuk ke dalam pesawat. Sebenarnya apa yang terjadi Jaehyunie, apa kamu tidak memperhatikannya. Kenapa dia bisa melakukan hal seperti itu" tanya Yunho  marah.

"Maafkan aku pa, aku lalai dalam menjaga Jeno. Aku tidak berfikir dia berani melakukan hal berbahaya itu. nanti setelah appa sampai, Aku akan menjelaskan semuanya" kata Jaehyun, merasa bersalah

"Baiklah kamu hutang penjelasan Jaehyun, appa tutup dulu. Sampai ketemu nanti" kata Yunho

"Em, hati-hati pa. Sampai ketemu nanti" kata Jaehyun.

Yunho mematikan sambungan telfon miliknya kemudian ia masukan kedalam saku jas yang ia kenakan.

####

Disisi lain Jaehyun, Taeyong menunggu di luar ruang UGD, sejak tadi dokter belum juga keluar dari ruang UGD. Jaehyun berjalan mondar-mandir, dengan tangan yang ia masukan kedalam saku celana.

Raut wajahnya terlihat sangat khawatir, jika sesuatu hal terjadi pada Jeno ia tidak akan memanfaatkan dirinya sendiri yang lali akan menjaga adiknya.

Taeyong menghela nafas melihat kearah Jaehyun yang berjalan mondar-mandir sedari tadi.

"Tidak bisakah kamu tenang sedikit. Aku yakin Jeno baik-baik saja, dia orang yang kuat" kata Taeyong menenangkan.

"Bagaimana aku bisa tenang Taeyong~ie, dia hampir saja bunuh diri. Ani bahkan dia sedang ada dalam ambang kematian sekarang" kata Jaehyun frustasi.

"Aku mengerti. sebaiknya kamu duduk dulu dan jangan bicara yang tidak-tidak, percayalah kalau Jeno bisa melewatinya. Aku akan membelikan air minum sebentar" kata Taeyong bangkit dari duduknya dan berlalu pergi dari hadapan Jaehyun.

Di bangku lain terlihat Jaemin yang tengah melamun menatap kearah depan. Banyak kekhawatiran yang ia rasa dalam benaknya, tangannya bergetar menyalurkan rasa takut yang menghantuinya akan menghantuinya.

friend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang