Bab 15

349 28 3
                                    

Jaemin duduk gelisah di dalam taxi, ia sangat penasaran apa yang di lakukan Jeno terhadap donghae sampai membawanya untuk ke rumahnya.

Ia tidak habis pikir dengan Jeno, kenapa dia suka sekali membuat orang khawatir akan dirinya. Bagi Jaemin Jeno sudah ia anggap seperti saudara kandung, ia sudah menganggap Jeno seperti keluarganya sendiri, hanya Jeno yang ia miliki sekarang. Bahkan bibinya tidak mengerti Jaemin sama sekali, bibinya hanya sekedar menuntaskan kewajibannya untuk menyekolahkan Jaemin karena hanya dia satu-satunya keluarga kandung yang mau merawat Jaemin.

Di sisi lain lima orang laki-laki duduk serius saling menatap dengan tatapan tajam.

Jeno duduk di samping yunho yang menyilangkan kaki, dengan ekspresi yang dingin dan tegas menatap ke arah tiga orang laki-laki yang tadi membawa jeno kembali ke rumah .

"Ini ada 90 juta won, bisa di cek" kata Yunho memberikan amplop coklat berukuran besar ke arah tiga laki-laki itu

Donghae dan anak buahnya mengambil amplop coklat itu dan membukanya, ada banyak sekali uang di dalam kantong coklat itu. Mereka menghitungnya untuk memastikan perkataan Yunho.

"Sisanya adalah bonus untukmu.  hutang Jaemin pada kalian lunas,  setelah ini urusan kalian dengannya sudah selesai pergilah dan jangan menganggu Jaemin. Jika kalian masih menghampirinya dan mengganggunya aku bisa melaporkanmu pada polisi terkait usaha ilegal milikmu" kata yunho tegas dan mengancam.

"Baiklah, aku tidak akan mengganggunya lagi. Kalau gitu kita pergi" kata Donghae datar kemudian bangkit dari duduknya di ikuti oleh kedua anak buahnya berjalan ke luar rumah

Tepat saat mereka bertiga keluar dari rumah Jeno, saat itulah pandangan mereka bertemu dengan sosok laki-laki yang berdiri tegak menatap ke arahnya dengan tatapan dingin.

Donghae berjalan menghampiri Jaemin yang masih berdiri mematung di depan rumah milik Jeno.

"Hutangmu lunas. kau sangat beruntung memiliki mereka" mata donghae berbisik tepat saat melewati Jaemin.

Jaemin hanya diam mematung dan tidak menjawab perkataan donghae sebelum ia menanyakan kebenarannya.

Ia berjalan masuk ke rumah Jeno. tepat saat di ambang pintu, Jaemin melihat Jeno dan Yunho duduk di sofa menatap ke arahnya. Ia membungkuk kan badan sedikit ke arah yunho.
"Ah Jaemin~na, masuklah" kata Yunho

Jaemin mengangguk dan masuk ke dalam rumah, ia duduk tepat di depan Jeno dan yunho.

"Maaf, Jaemin bukanya saya lancang ikut campur dengan urusanmu. Tapi itu sudah jadi tugas kami bertanggung jawab atas hidupmu" kata Yunho

"Saya berterima kasih banyak atas bantuan yang paman berikan. Sesegera mungkin akan aku ganti" kata Jaemin

"Yak kenapa berbicara seperti itu, kita membantumu bukan untuk meminta ganti" kata Jeno kesal.

"Tidak perlu seperti itu Jamein~na, ini sebagai tanggung jawab kita membiayai hidupmu. Kami telah banyak membuatmu dalam kesulitan" kata Yunho tulus

"Maslah rekening yang di bawa oleh mantan suami bibi mu, sudah ku urus. Mulai sekarang fokuslah untuk belajar, semua biaya kebutuhanmu biar kami yang bertanggung jawab. Kamu tidak perlu bekerja paru waktu lagi Jaemin" kata Yunho

"Kamsahamnida pamam, aku tidak tau harus membalas seperti apa" kata Jaemin tulus

"Sama-sama jaemin~na, kau bisa membalas dengan belajar yang serius, jangan lagi membolos karena bekerja paru waktu dan saya minta kamu berhenti untuk mengikuti perkelahian ilegal seperti itu dan satu lagi kamu juga harus Kuliah setelah lulus SMA ini" kata yunho

friend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang