Sudah beberapa hari berlalu semenjak kejadian percobaan bunuh diri yang di lakukan Jeno, sejak saat itulah Jaemin tidak menemui jeno.
Ia sibuk bekerja paruh waktu agar mendapatkan uang untuk membayar sewa tempat tinggal yang ia tinggali saat ini, dan sebentar lagi dia akan jatuh tempo membayar uang 80 juta won terhadap rentenir.
"Angkat itu, ya hati-hati jangan sampai jatuh" kata pak Han pemilik supermarket tempat Jaemin bekerja.
Jaemin menaruhkan kardus-kardus makanan stok untuk toko dengan hati-hati. Cuaca hari ini sedikit lebih dingin dari biasanya . Jaemin membenarkan jaketnya kemudian berjalan keluar gudang penyimpanan dan membereskan kardus-kardus kosong yang masih berantakan.
Setelah selesai Jaemin menghampiri pak Han untuk meminta upah gaji bulanan yang kemarin belum ia berikan padanya.
"Ini gajimu. 1 juta won" kata pak Han.
"Bukankah gaji ku seharusnya 1,5 juta won" tanya Jaemin.
"Berani sekali kamu protes, bahkan kau masuk kerja tidak tepat waktu kau tau. Masih untung saya Gaji" kata pak Han
"Bukankah aku telat hanya 2 kali" kata Jaemin datar
"Jika tidak mau kembalikan" kata pak Han ketus.
"Cek, mulai dari sekarang Jaemin tidak lagi bekerja di toko anda" kata Jeno yang tiba-tiba ada di ambang pintu supermarket.
Jaemin terkejut melihat jeno berdiri di ambang pintu super market tempatnya bekerja. Ia melihat ke arah jeno dengan tatapan serius, terlihat wajah pucat dan wajah sendu jeno yang masih terlihat jelas.
"Baiklah, mulai sekarang kau tidak lagi bekerja di sini" kata pak Han marah.
"Maaf kan saya pak,dia hanya.." kata Jaemin terpotong oleh ucapan Jeno.
"Tidak usah memohon Jaemin~na. Kenapa kau masih bekerja dengannya, bahkan dia mencurangi Gajimu terus menerus" kata Jeno kesal.
"Jangan sembarangan bicara, kamu bocah. Jangan main-main dengan saya" kata pak Han tak terima.
"Aku tidak asal bicara, itu kenyataan" kata Jeno dengan suara yang kecil karena belum terlalu sembuh.
Jaemin menghela nafas kasar, kemudian keluar dengan menarik tangan Jeno.
"Apa yang kau lakukan, sekarang aku kehilangan pekerjaanku" kata Jaemin menahan marah.
"Aku hanya tidak ingin dia mencurangi mu. Kau sudah kerja susah payah Jaemin~na, kamu bisa mencari pekerjaan lain" kata Jeno.
Jaemin menghela nafas kemudian berkata
"Kumohon Jeno~ya jangan membuat hidupku makin susah. Sekarang aku harus mencari pekerjaan baru, kau tak mengerti keadaanku. Hiduplah dengan tenang, jangan menganggu ku, sungguh aku tidak mau berdebat denganmu" kata Jaemin putus asa.
"Apa aku perlu berlutut di depanmu? Agar kamu tidak berbuat sesuka hatimu" kata Jaemin menahan marah.
"Wee? Aku hanya tidak ingin kamu kerja keras tanpa imbalan yang seharusnya" kata Jeno, ada jeda dalam ucapannya "baiklah aku minta maaf sudah menyusahkan mu. Aku tau apa yang aku lakukan selalu salah" kata Jeno menyesal.
Jaemin menghela nafas sambil memejamkan matanya sejenak untuk menahan marah pada Jeno.
"Kau kemari dengan siapa?" Tanya Jaemin
"Taeyong hyung, tapi dia sudah kembali" kata Jeno
"Sebaiknya kau telfon taeyong hyung atau sopir mu, kembalilah" kata Jaemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
friend
FanfictionPersahabatan kedua orang remaja yang melewati begitu banyak ujian, keduanya sama-sama terluka dan larut akan kesedihan yang mereka pendam bertahun-tahun tanpa ada yang terungkap satu sama lain membuat keduanya terjebak dalam luka lama yang mereka bu...