Bab 2

306 40 0
                                    

Chenle dan teman-temannya berjalan di sepanjang koridor sekolah menuju ke arah kantin berada. Di sana sudah banyak sekali siswa-siswi mengantri untuk mengambil makan siang mereka.

Mereka berlima berjalan menerobos antrian, menuju ke arah paling depan dan menyuruh beberapa siswa untuk memberinya ruang mengantri dalam urutan pertama. Beda Halnya dengan Jeno yang keluar dari antrian dan berjalan ke arah kantin yang menjual Minuman.

"Minggir-minggir kita dulu yang ngantri" kata chenle berkuasa sambil menyuruh beberapa siswa mengambil langkah mundur ke belakang.

Setelah mereka berlima mengantri di dalam urutan pertama, mereka membawa makan siang milik mereka kearah meja pojok kanan yang sudah di isi dengan Jisung dan saotaro yang tengah menikmati makanannya.

"Uri dongseng, sejak kapan kalian di sini" kata mark sambil mencubit pipi keduanya.

"Hyung, jangan memanggil ku dongseng. Aku sudah dewasa" kata Jisung protes.

"Omo.. kamu merasa sudah dewasa berani sekali bocah ini. tuk" kata haechan sambil memukulkan sumpit kearah kepala JiSung.

"Yak hyung itu sangat sakit kau tau" kata JiSung merajuk.

"Cek bisakah kalian diam? Berisik sekali, lebih baik kalian makan" kata chenle menegur.

"Jeno~ya,kau tidak makan. Apa karena tidak suka menu hari ini?" Tanya Renjun pada Jeno yang ada di depannya.

"Hanya tidak lapar" kata Jeno. Dia hanya membeli satu cup Coffee hangat.

"Aish, kebiasaan" kata Renjun yang sudah hafal dengan apa yang akan di ucapkan Jeno.

"Kalian tau, Johnny hyung akan menerima tantangan balapan liar lagi" kata Jisung pada mereka berlima.

"Benarkah? Kenapa aku tidak mengetahuinya" kata mark

"Iya, akan di adakan akhir bulan nanti ketika kita liburan semester" kata JiSung

"Siapa yang akan mengajukan diri dalam pertandingan itu?" Tanya chenle

"Entah mungkin sungchan, atau mungkin kau hyung" kata jisung menunjuk kearah mark

"Boleh Juga, lihat saja nanti" kata mark menanggapi

"Sebaiknya mark~eu yang ikut, aku tak yakin jika sungchan dapat memenangkan pertandingan" kata haechan iba

"Wah hyung mau aku adukan ke
Sungchan? , kenapa kau begitu meremehkanya hyung. Kau tidak tau bagaimana dia ketika berada di arena pertandingan" kata JiSung sambil menggelengkan kepala.

"Dasar tukang mengadu, katanya sudah dewasa tapi masih saja suka mengadu" kata Haechan menimpali.

"Tidak bisakah kalian makan saja, jam istirahat segera berakhir" kata Jeno dingin sambil berdiri dari duduknya dan melangkah menjauhi meja tempat teman-temannya duduk. Ia berjalan keluar kantin dengan membawa satu cup Coffee.

"Cek Jeno sangat menyebalkan dan tidak bisa di ajak bergurau. Hidupnya sangat kaku" kata Haechan protes akan tingkah laku Jeno.

"Aku akan menyusul Jeno" kata Renjun yang sudah selesai makan. Dia bangkit dari duduknya dan berjalan keluar menyusul langkah Jeno tanpa menghiraukan panggilan dari teman-temannya.

Jeno berjalan menaiki tangga menuju ke arah rooftop yang ada di atas gedung sekolah.

Jeno hanya butuh kesunyian dan ingin membolos mata pelajaran matematika yang sangat membosankan untuknya. Bagi Jeno menghitung itu seperti halnya kita menyelesaikan teka-teki yang sangat rumit.

friend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang