Bab 4

245 28 1
                                    

Jam istirahat sudah berdering dari lima menit yang lalu kini siswa-siswi telah mengantri untuk mendapatkan makan siang yang sudah di sediakan oleh pihak sekolah.

Jaemin duduk seorang diri, sambil melahap makanan yang ada di depannya tanpa di temani oleh siapapun di sisinya.

Dari arah lain seorang laki-laki membawa satu cup cappucino hangat yang ada di genggamannya. Dia berjalan menuju ke arah bangku, tempat dimana Jaemin duduki.

Jaemin menghentikan pergerakan sumpit miliknya saat menyadari seseorang duduk di depannya. Dia menatap tajam kearah orang tersebut kemudian tanpa menghiraukannya ia melanjutkan kegiatan makan yang sempat ia hentikan.

"Sudah lama tidak berjuma Jaemin~na" ungkap Jeno ragu-ragu tepat saat duduk di depan Jaemin.

Jaemin tersenyum sinis, kemudian menghentikan pergerakan sumpit miliknya dan menatap tajam kearah Jeno.

"Ya Jeno~ya, kau sungguh kebiasaan. Ini milikmu" kata Renjun memberikan nampan makanan di hadapan Jeno. "Hey na Jaemin, perkenalkan aku Renjun teman Jeno. Apa kalian saling mengenal? " kata Renjun mengenalkan diri.

Jaemin tersenyum sinis kemudian berkata " ah kami? Tanyalah pada temanmu. Senang berkenalan denganmu, aku permisi" kata Jaemin, kemudian bangkit dari duduknya dan berjalan meninggalkan meja yang ia duduki.

"Ada apa denganya? Apa kalian saling mengenal" tanya Renjun.

Belum sempat Jeno menjawab pertanyaan Renjun, semua penghuni kantinpun di kagetkan dengan suara keributan yang berada di tengah-tengah kantin.

Pranggg

Bukkk

Satu pukulan mendarat di pipi Jaemin, Chenle memukulnya dengan sangat keras hingga menimbulkan bekas memar di pipi Jaemin sebelah kanan.

Jeno membelalakan mata kemudian bangkit dari duduknya dan berjalan kearah teman-temannya berada.

"Yak chenle, Apa yang kau lakukan?" Bentak Jeno tepat di depan Chenle.

"aku sangat kesal padanya,  Padahal aku hanya bertanaya apa kalian saling mengenal.Kau tau dia mengatai mu apa, dia berkata mana Mungkin dia mengenal seorang bajingan, bahakan dia menyebutmu pembunuh." kata Chenle marah.

Jantung Jeno berdegup kencang, tangannya mengepal dengan erat. Cairan bening keluar dari sorot matanya yang tajam. Jeno bungkam, dia bingung harus berbuat apa dan berkata seperti apa, dia menatap ke arah Jaemin dengan tatapan yang sulit di artikan.

"We? Apakah ada yang salah dari ucapanku?" Tanya Jaemin enteng dan tersenyum sinis.

"Yak bajingan apa maksudmu" kata Chanle emosi dan melayangkan satu pukulan kearah Jaemin.

Buggghh

Pukulan itu tepat mendarat di bibir Jeno. Ia menghalangi pukulan chenle yang akan mengenai Jaemin.

"Yak jung jeno apa yang kau lakukan. Maafkan aku, aku tak sengaja memukulmu" kata Chenle kesal.

Jeno hanya meringis kesakitan dan megusap bibirnya yang sedikit mengeluarkan darah.

"Cih, drama yang sangat membosankan" kata Jaemin sinis, Kemudian berjalan meninggalkan Jeno dan teman-temannya.

"Yak brengsek, apa katanya drama. Apa maksudnya berkata seperti itu" kata chenle emosi.

"Sudahlah chenle sudah cukup, kau mau guru datang karena mendengar keributanmu" kata mark menengahi.

"Bravo, kau sangat keren chenle. Aku bangga padamu" kata haechan antusias.

friend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang