Malam semakin larut, udara bertambah menjadi dingin, Jeno masih mengikuti Jaemin sedari tadi pulang sekolah. Jam sudah menunjukan pukul sembilan malam, Jeno mengamati Jaemin dari kejauhan, ia terlihat nampak lelah karena baru saja pulang dari pekerjaan sampingan yang dia lakukan.
Melewati gang kecil, Jaemin berjalan kearah rumah yang tidak terlalu besar, rumah itu berada di rooftop paling atas dan terlihat sangat sederhana di banding dengan rumah yang Jeno tinggali.
Jaemin berjalan menaiki tangga satu persatu menuju rumahnya yang sepi, karena memang ia tinggal sendiri. Jeno menghentikan Langkahnya saat Jaemin sudah menghilang di balik pintu rumahnnya.
Ia menghela nafas, kemudian berjalan meninggalkan tempat persembunyiannya saat mengamati Jaemin dari Jauh.
Satu Jam telah berlalu setelah ia mengikuti Jaemin setengah hari tadi, kini waktu menunjukan pukul sepuluh malam. Jeno berjalan kedalam rumahnya dengan langkah perlahan, rumahnya sudah sangat gelap itu pertanda Jaehyun sudah tidur.
Jeno menutup pintu dengan hati-hati supaya tidak menimbulkan suara dan membangunkan sang kakak. Tepat saat Jeno berbalik, lampu rumah menyala terang, memperlihatkan Jaehyun yang duduk di sofa ruang tamu dengan kaki ia silangkan dan tangan berada di depan dada.
Di samping Jaehyun berdiri seorang laki-laki yang tak lain tak bukan adalah Taeyong tangan kanan Jaehyun, sekaligus sahabat baik Jaehyun.
"Apa yang kau lakukan di luar, sampai-sampai jam segini baru pulang? Taeyong dan doyoung sudah mencari mu sedari tadi " Tanya Jaehyun tegas.
"Ada beberapa urusan yang harus ku urus" kata Jeno.
"Benarkah, kau tidak berbuat macam-macam kan Jung Jeno" tanya Jaehyun memastikan
"Aniya, aku tak melakukan hal apapun" kata Jeno
"Lalu dimana ponselmu, kenapa tidak bisa di hubungi" tanya Jaehyun
"Aku menaruhnya di tas, tidak tahu kalau huyung menelfon" kata Jeno.
"Baiklah aku percaya, ada sesuatu yang akan kamu ceritakan? Aku tau pasti ada hal penting yang sedang mengganggu fikiranmu. Hingga kau pulang larut malam, urusan apa yang Sepertinya sangat penting itu" kata Jaehyun.
Jeno menghela nafas berat kemudian berjalan kearah sofa yang ada di depan Jaehyun. Ia tidak bisa menyembunyikan apapun dari sang kaka, Jaehyun itu orang yang sangat peka terhadap orang-orang yang ada di sekitarnya apa lagi dengan Jeno, papanya dan bahkan dengan Taeyong sahabatnya.
"Di sekolah ada anak baru" kata Jeno memberi jeda pada pernyataannya.
"Lalu? Apa masalahmu?" Tanya Jaehyun.
"Dia Na Jaemin, dari tadi pulang sekolah aku mengikutinya. Sudah Sangat lama aku tidak tahu keberadaannya dan bahkan kabar tentang dia, jadi aku mengikutinya agar aku tahu bagaimana keadanya" kata Jeno lirih dengan mata yang sedikit merah emnahan tangis.
"Kenapa tak langsung bicara padanya?" Tanya Jaehyun
"Dia sangat membenciku, dan aku rasa kau tau alasanya" kata Jeno sendu sambil mengalihkan pandangannya melihat ke atap rumah.
Ia menghela nafas sejenak kemudian bangkit dari duduknya. Belum sempat melangkah ia sudah membalikkan tubuh menghadap ke arah kedua laki-laki yang kini menatap khawatir kepada Jeno.
" tidak usah menghawatirkanku, aku akan pergi ke atas membersihkan diri" kata Jeno, kemudian berlalu meninggalkan kedua laki-laki yang kini tengah terdiam melihat Jeno yang terlihat sangat sedih.
Jaehyun menghela nafas kemudian berkata " kamu boleh pulang, besok berangkat pagi seperti biasa" kata Jaehyun mempersilahkan Taeyong pulang.
"Baiklah, aku pamit" kata Taeyong berlalu dari hadapan Jaehyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
friend
FanfictionPersahabatan kedua orang remaja yang melewati begitu banyak ujian, keduanya sama-sama terluka dan larut akan kesedihan yang mereka pendam bertahun-tahun tanpa ada yang terungkap satu sama lain membuat keduanya terjebak dalam luka lama yang mereka bu...