4; cigarette

281 48 26
                                    


A story by brumeen

A story by brumeen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading!

***


so, what's the point in being afraid to die because of smoking, when you are more concerned with love?


ryujin suka caranya merokok.

baiklah, agak berlebihan mungkin. namun begitu kepulan asap keluar dari ranum tebal bibirnya, rasanya seperti menyihir.

caranya menghembuskan asap atau sekedar menjentikkan pelan ujung puntungnya, begitu menarik. sungguh, ryujin tidak akan mengeluh jenuh walau melihat satu jam penuh.

hyunjin yang tengah merokok, sangat memabukkan.

seperti magis, bara di ujungnya bak kobaran api. membakar penat dengan abunya menari di awang-awang, sedang ia menikmati dalam diam.

sempat terbesit dalam benak ryujin. bagaimana bisa, masalah yang menguap bersama asap menjelma sebegini indahnya?

satu gulungan tembakau berukuran jari kelingking jatuh, dengan menyisakan panjang dua ruas jari. tragis. kedua ujungnya menjadi abu hitam.

tapi hyunjin tetaplah hyunjin. habis satu ia mengambil puntung lain, dan mulai membakarnya seperti yang pertama.

"mulai kapan?"

pemuda itu menoleh, alisnya bertaut heran.

"ini?" tanyanya sembari mengangkat puntung ke dua.

si gadis mengangguk.

"kapan, ya?" hyunjin lupa tepatnya. matanya menyipit mengingat waktu, tak sadar pelarian itu berubah menjadi candu. ia lalu melanjutkan, "belum lama. tapi tenang, aku jauh dari obat-obatan."

"alkohol?"

"lumayan," katanya. mudah dia berkata seperti itu, bahkan dengan sedikit tertawa. ah, cengirannya itu yang ryujin suka. demikian tercipta jalur yang membuat matanya seperti bulan sabit. berbeda dengan sewaktu terbuka. tajam, seperti bilah belati.

hyunjin dan ryujin.

keduanya dipertemukan satu tahun lalu, di antara remang-remang lampu jalan. pada malam setelah ayah ryujin dimakamkan. gadis itu kacau.

yang hyunjin lihat saat itu di hadapannya adalah seorang gadis yang jalannya terhuyung. sesekali badannya terguncang akibat cegukan. ketika melihat dari dekat, kedua pipinya dihubungkan rona warna merah. ryujin jelas sedang mabuk, dan setelahnya dia ambruk.

bila diceritakan secara singkat adalah, yang terjadi malam itu hyunjin menolongnya, berawal dari sana ryujin mengenalnya.

mereka saling kenal pada akhirnya. tetapi yang satu mengenal dengan nama, yang satunya ingin mengenal dengan rasa.

ONESHOOT OPEN MEMBER • 𝗁𝗐𝖺𝗇𝗀𝗌𝗁𝗂𝗇Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang