6;Boy/Girlfriend?

208 47 8
                                    

"Cowok yang namanya Yuta ini... dia bilang dia ini suami kamu."

===

"Iya, kita ini udah menikah sejak 5 tahun lalu~"

"Sei, kamu udah nikah sejak 18 tahun?" tanya Taeil dengan tatapan miris, padahal dia sudah menahan diri agar tidak menikah dengan pacarnya dulu eh malah ditinggal oleh adiknya ini.

Posisinya saat ini Sei sedang terjebak, sungguh. Mengingat Taeil ini paling update soal berita di keluarga besar--meski jarang kelihatan online di grup chat keluarga, pasti dia bingung banget sekarang kenapa ada laki-laki yang mengaku menjadi suami adik sepupunya yang sudah bersama dengannya sejak kecil. Bisa-bisa Yuta dikira orang halu.

"Sekarang karena dia menyuruhku pergi~ maka aku akan pergi jauh mengembara dan meninggalkannya jadi perawan tua~ Ciao!" Yuta masih mengoceh.

"....dia serius?" gawat sih ini, muka Taeil juga kelihatan serius banget kayak melongo tercengang begitu.

Sei langsung panik-panik sedap, sontak tertawa agar Yuta dianggap bercanda saja. Agak waspada sih, siapa tahu setelah ini Taeil menyebarkan gosip di saat kumpul keluarga kalau Sei menikah diam-diam tanpa mengundang anggota keluarga lainnya.

"AHAHAHAHAHAHA ENGGAK KOK, DIA INI COWOKKU! Dia tuuuh cuma akting doang, kita main drama-dramaan terus mau ngeprank Kak Taeil. Pura-pura doang, iya kan?" sambar Sei demi memecahkan suasana, sembari tergelak serta menarik pundak Yuta.

"Loh, kan kamu memang suruh aku pura-pura jadi cowokmu?" balas Yuta.

"...."

Semesta pun terdiam. Taeil juga.

Eskpresi Yuta yang "polos" tiba-tiba terlihat menyebalkan di mata Sei. Mata Sei langsung melengkung seperti emot "^^".

"Hehehe, sini lo ikut gue."

Kemudian Yuta diseret oleh Sei pergi dari ruang depan, tangannya yang ditarik. Taeil masih tak mampu berkata-kata setelah menonton kejadian itu semua dengan mata kepalanya sendiri. Bagai angin lalu, atensinya teralihkan saat ada satu notifikasi muncul di layar ponselnya.

🍃🍃🍃

"Maksudnya apa ngomong begitu?"

Yuta takut, dia merasa terintimindasi karena dihimpit di pojok tembok. Dia sampai harus berjinjit karena Sei terlalu dekat dengannya, untuk membuat jarak biar tidak sesak. Posisinya agak gimana gitu, ya.

"Ngomong apa?" tanyanya balik.

"Itu, suami. Gak usah main-main sekarang, denger gak sih yang tadi gue bicarain ngomong pacar aja? Nah sekarang harus gimana? Jawab."

Yuta mati-matian berusaha menenggak ludah karena demi apa pun aura perempuan berambut pendek di depannya ini seakan mengatakan kalau batas waktu hidup Yuta akan berakhir alias akan membunuhnya saat itu juga. Dari raut muka, Sei terlihat begitu malu di hadapan kakak sepupunya. Yuta menyesal.

"Pacar itu.... apa? Tadi kan kamu bilang jadi cowokmu, apa lagi kalau bukan suami?" jawab Yuta sekadarnya sesuai apa yang terlintas di pikiran.

*Gak ngerti istilah pacaran.

Wah, Sei agak speechless mendengar penuturan laki-laki ini, dari zaman kapan dia tidak mengerti kata pacar?

"Pacar itu... ah sudahlah, gue gak pernah punya pacar ngapain jelasin begituan." Sei mendesah penuh kesal, capek. Apa kata Taeil setelah dengar segala omong kosong ini? "Dipikir-pikir lu pinter juga, ya? Pinter bikin orang emosi."

Arunika | Nakamoto YutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang