Moga suka sama konfliknya:')
☄☄☄
Zidan menatap Papahnya sejenak, ia tersenyum teduh. Pilihannya sudah tepat saat ini, ia menggenggam tangan hangat sang Papah.
"Pah, kali ini bunda bukan cuma hidup di Zidan, tapi bunda bakalan hidup di Papah juga. Pah, jangan benci Zidan lagi ya? Zidan mau Papah kayak dulu lagi."
Zidan melepas genggamannya pada sang Papah, kemudian ia pergi ke bankarnya sendiri. Dia sedang menikmati detik-detik operasi dimulai dengan merenung, kata-kata Dimas dulu selalu memenuhi fikirannya kala ia menatap wajah Papahnya.
"Sampai kapan lo mau bohong, hm?"
"Lo gak bisa bikin orang bangga dengan kebohongan dan, lo malah bikin mereka benci sama lo."
"Zidan Joshua! Lo itu jenius! Buat pecahin rumus kimia pun lo bisa, kenapa pecahin teka-teki takdir lo gak bisa!?"
"Gue bilang gini karena gue abang lo dan, gue takut semuanya gak terjadi seperti yang lo fikirin di masa depan nanti."
"Apa gak bisa lo pake nama gue aja? Dan, dibenci adek sendiri itu sakit dan, sakit banget. Gue takut lo gak kuat dan."
"Cukup Viell aja, gue udah sakit liat lo dibenci dia. Kenapa Papah juga sih!? Kapan lo mau jujur dan!?"
Apa setelah ini dia akan jujur pada sang Papah? Tapi untuk Viell sepertinya akan sangat susah. Sungguh. Zidan menghela nafas panjang untuk kesekian kalinya, ia berusaha meyakinkan dirinya sendiri.
.
.
.
.
.
.
."What!?"
"Gue gak bisa bujuk dia dar, gue bahkan udah dapet pendonor sekarang, tapi dia tetep keukeuh. Gue takut dia kenapa-napa dar, hidupnya udah berat, sumpah." Disini Haedar dan Jehan merasa sangat iba dengan Dimas, Haedar dan Jehan menuntun Dimas untuk duduk di kursi tunggu.
"Jadi ini, Abang yang selalu diceritain Viell ke kita?" Celetuk Haedar, Dimas menoleh kaget. 'Selalu? Apa maksudnya?
"Lo?... Kenal Viell?"
Haedar mengangguk. "Adek kelas gue disekolah, dan..."
"Dan?"
"Anggota inti Viuskow yang baru." Bukan, bukan Haedar lagi yang jawab, tapi Jehan. Dimas bener-bener terkejut, karena dia gak tau apa-apa sama sekali tentang adeknya itu.
"Viuskow?"
Lagi-lagi Haedar dan Jehan mengangguk. Dimas segera sadar dari keterkejutannya kemudian menatap lekat kedua sosok yang pernah ada dalam hidupnya itu.
"Apa yang dia ceritain tentang gue? Sama Zidan?"
"Katanya lo jelek."
Dimas yang sudah penasaran setengah mati pun jadi kesal kembali, sungguh rasanya ia ingin menonjok Haedar sekarang juga. "Gue serius ya nyet!"
Haedar terkekeh kemudian menatap Dimas serius.
"Katanya, dia punya dua Abang. Dia benci sama dua-duanya, karena abangnya yang kedua yaitu Zidan udah ngerenggut nyawa Bundanya, sedangkan abang yang pertama yaitu elo gak peduli sama dia dan lebih sayang ke Zidan. Dulu dia deket sama kalian, kalian selalu luangin waktu walau sibuk sama tugas sekolah. Semenjak kalian mulai beranjak remaja, lebih tepatnya kelas 9 SMP, kalian mulai jarang ada waktu buat dia. Dan dia paling benci kalian disaat tragedi tiga tahun lalu. Om Surya seakan gak peduli sama dia, dia kesepian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Infiblity || NCT
Teen Fiction[Completed] sebuah kisah tentang sahabat, keluarga, ketidakberdayaan, paksaan, caci maki, semua menjadi satu dalam satu waktu. buatlah sesuatu yang baru, lampaui sebuah batasan karena sesungguhnya batasan itu ada untuk dilewati let's build this slig...