11|Bukan Hati

75 16 0
                                    

Aku gundah gara gara gak ada ide
😩😥

☄☄☄

"Zi—eh! Abang Vi! Abang! Ish!"

"Ekhem! Bang Zidan, gu—Viell mau ngomong. S-sebenernya... Sebenernya— aish! Sebenernya gue bingung mau ngomong apaan!!!"

Rengek Viell depan kaca, hari ini ia akan berbicara dengan Zidan. Tapi dia sangat takut, dia coba memikirkan kata-kata yang sempurna, tapi dia bingung harus mengatakan apa.

Viell pagi ini pulang ke rumah, disana sudah ada Sekertaris Papah nya. Ya, karena Viell harus sekolah. Sebelum sekolah, ia menyempatkan diri untuk mengucapkan kata-kata yang ingin diucapkan, namun tak bisa.

Karena kesal, Viell segera turun ke bawah. Untuk pertama kalinya, permen tak bisa menyembuhkan kegundahannya.

Viell baru ingin keluar dari rumah, sudah ada yang memanggil namanya saja.

"Vi!!"

Viell berbalik, menemukan Zidan berdiri dibelakangnya dengan senyum hangat andalannya. Ditangannya ada sebuah kotak makan. Viell terdiam, orang yang baru saja ingin ia hindari muncul begitu saja.

Zidan menyodorkan kotak makan itu ke Viell. "Nih, tadi Abang bikin Sandwich. Upacara kan?"

Viell menerima kotak makan itu. "Ah, iya. Makasih... Bang."

Buru-buru Viell segera keluar dari rumah, ia melajukan motornya setelah menaruh bekalnya dalam tas, samar-samar ia bisa mendengar suara Zidan.

"Sama-sama!"

Jalanan hari ini pasti sangatlah ramai, mungkin sebentar lagi akan macet. Viell sengaja datang lebih awal, ia melajukan motornya di jalanan yang ramai.

Viell turun dari motornya yang telah ia parkirkan di parkiran khusus anak-anak sekolah. Baru mau jalan ke kelas, sosoknya menangkap Jepri yang sedang berdiri di depan gerbang. Viell segera menghampiri Jepri.

"Loh, 'a Jepri ngapain?"

Jepri menoleh. "Mau nitip surat ini ke Jingga, tapi daritadi di telfon gak diangkat."

"Oh, Jingga mah nanti nyampe nya pas deket-deket jam tujuh berdua Cikko."

"Yah, yaudah deh. Nitip ke lo aja ya, si Sasa ijin gak masuk, dia neneknya lagi sakit, gue nya sibuk kuliah. Mamah sama Papah belum pulang dari Manado."

Viell menerima surat dari Jepri, kemudian mengangguk. "Oke, siap kak."

"Yaudah, gue duluan ya. Ada kelas pagi."

"Tiati 'a."

Viell segera masuk ke sekolahnya, dia masih gundah jadi dia berencana pergi ke kelasnya Haedar dan kawan-kawan.

Viell menaruh tas nya, ia membuka tas nya untuk mengambil titipan Jingga. Matanya menangkap sebuah kotak makan berwarna hijau, ia mengambil kotak makan itu. Senyum tipis terbit di bibirnya. Kayaknya dia harus segera ke Haedar, dia pengen kesalahpahaman ini segera berakhir.

Viell memasuki kelas Haedar dengan kotak makan ditangannya. Disana sudah ada kumpulan Haedar yang sedang menyalin pr milik Jehan, bahkan Rendy ikut-ikutan menyalin.

Infiblity || NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang