14|Rapuh

101 14 0
                                    

Moga gak bosen ama konfliknya yaa
Soalnya konfliknya beljm selesaaii

☄☄☄

Orang bilang, pundak adalah tempat dimana semua beban ditaruh. Dibalik pundak yang tegap dan kokoh, menyimpan kerapuhan didalamnya. Sama seperti pundak Zidan, Zidan bukanlah robot yang bisa diperintah, dikekang, dan dimainkan semaunya. Dia masih manusia, namun hatinya seperti malaikat. Bersih, rapi, tak menyimpan dendam walau masih berbuat salah.

Ada kalanya pundak itu akan runtuh, hanya tinggal menunggu waktu saja. Mungkin orang diluar sana sudah bunuh diri jika masalah mereka sama seperti Zidan, namun tidak dengan Zidan. Dia tahu, bunuh diri hanya akan membawa kesesatan, ia hanya akan menangis disepanjang kematiannya saja.

Tapi, disaat Zidan merasa bahagia. Kenapa masih ada orang yang datang untuk membuatnya jatuh kembali.

Zidan tak suka menangis di depan orang banyak, ia lebih suka tersenyum. Ia juga suka melihat orang lain tersenyum, karena prinsipnya adalah. Tersenyumlah selagi kamu masih bisa tersenyum.

Zidan adalah sosok yang berarti untuk Viuskow, tanpanya Viuskow tak kan bertahan sampai sekarang.

Tapi mereka tahu, dibalik sosok kuat dan teguh Zidan, menyimpan banyak luka di hati dan pundaknya. Bebannya semakin banyak dari waktu ke waktu, mereka hanya takut pundak itu terluka dan runtuh karena bebannya itu.

Dimas menatap kedua sahabatnya itu. Dia sekarang sedang berada di perusahaan milik Jonathan. Tegar selaku sang sekertaris pun ikut memperhatikan sahabatnya yang sedang gundah itu.

"Jo, gue sama sekali belum pernah liat dia putus harapan gini Jo. Gue tau ini kesalahan dia sendiri, tapi gue juga tau hati nya gak bermaksud buat ngelakuin semua ini. Maksud dan tujuan dia berlainan dengan kenyataan, tapi—

Tegar mengelus punggung Dimas. "Sabar Mas, sabar. Lo tenang dulu. Kita cari jalan keluarnya sama-sama, Zidan gak mungkin nyerah gitu aja."

"Iya, kita kan tau sendiri Zidan kayak gimana." Ucap Jonathan, Dimas menghela nafas.

"Bertahun-tahun gar, dia baik-baik aja. Bertahun-tahun juga Papah gak ngomong apapun sama dia, tapi kata pertama yang diucapin sama Papah aja bikin dia sakit hati. Disitu gue gak bisa bertindak apapun gar, gue takut pertahanan yang selama ini dia bangun runtuh gitu aja."

Tegar menghela nafas, kalo gitu sih dia juga takut. "Oke, sekarang Zidan dimana?"

"Rumah sakit, sedari pagi gue gak liat dia. Gue cek kamarnya udah kosong."

Jonathan membuka handphonenya, "bentar siapa tau dia nimbrung grup ya."

Orangnya pada sibuk

Atuyy
Guys! Siap² lo pada! Lusa gue mau
balik ke indo, yang julidin gue awas lo!

Bang Sepuluh
Yah, kok balik si?
Gak asik ah!

Kun ge
Anjirlah, Ten laknat

'a Jepri
Ah! Anak ayam gue harus di jagain
nih, kalo gak diembat bang atuy

Bang Jo
Heh!? Ada yang liat Joswa???

WingwinggKoh
Dirumah sakit lah
Mang lu ngapa bang?

Infiblity || NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang