6|Yang Tertunda

118 16 0
                                    

Aku harap pada suka
Karena ini sedikit gaje:v

☄☄☄

"Viuskow?"

Beo Zidan, karena sekiranya dia baru pertama kali mendengar nama itu. Apaan sih itu?

"Viuskow!?" Pekik Jingga dan Cikko, perhatian teralihkan ke arah mereka berdua sekarang.

"Siapa?" Tanya Zidan, Cikko segera mendekat ke arah Zidan dan membisikkan sesuatu. Mata Zidan membulat.

"Serius!?" Seru Zidan pada Tegar.

"Menurut lo? Ngapain kita bohong?" Atuy menjawab, Zidan menatap tak percaya.

"Ah, gak percaya. Ntar ngibul lagi." Atuy yang geram hampir saja melempar sepatunya, untung ditahan oleh Winwin.

"Serius ini, kesempatan ini belum tentu ada dua kali." Ucap Syahri yang diangguki oleh Jonathan.

"Kalo yang dibelakang gimana? Gue liat ada potensi bela diri, dan ada juga yang mantan gangster katanya." Ucap Jonathan, tentu tertuju pada Haedar, Rendy, Cikko dan Jingga.

Haedar menatap ragu. "Apa yang gue dapet kalo gue gabung sama kalian?"

"Wuishh, gayanya beneran Gangster berpengalaman nih. Jawab yang bener gar, salah jawab nyesel lo." Ucap Ten pada Tegar, Tegar menoleh sekilas lalu menatap Haedar dengan pandangan serius.

"Kalo lo gabung sama kita, lo dapet persahabatan, Kepercayaan, dan Kesetiaan dari kita." Jawabnya, Haedar tersenyum miring kemudian mengangguk.

"Oke, gue terima tawaran lo." Ucapnya lalu bertos ala lelaki dengan Tegar.

"Jadi? Kalian gimana? Haedar udah setuju tuh." Tanya Kun, Rendy bertatapan dengan Cikko dan Jingga sejenak.

"Oke." Ucap Rendy.

Jonathan beralih menatap Cikko dan Jingga. Mereka berdua yang emang gak bisa kepisah pun bernegosiasi dulu.

"Ngga, mereka bilang mau kasih kesetiaannya. Siapa tau mereka bisa bantuin lo selamat dari bokap lo."

"Tapi masa gue bawa urusan pribadi sih!?"

"Iya juga sih. Tapi seenggaknya  mereka juga kasih persahabatan, jadi kalo sewaktu-waktu gue ada urusan sama bokap, lo gak kesepian."

"Hm... Gimana yaa."

"Bela diri lo juga bagus kan, tampang lo juga lumayan sangar. Udahlah ayok ikut aja, gue pengen banget ngerasain jadi anak bandel."

"Oke deh."

Jingga dan Cikko menoleh ke arah Jonathan secara bersamaan lalu mengangguk juga secara bersamaan. Itu tentu membuat Tegar puas, sangat malah.

Sekarang semua pandangan tertuju pada Zidan, Zidan mengangkat alisnya. "Kenapa pada liat ke gue semua dah?"

"Bang, lo mau ngikut kagak?" Tanya Haedar, Zidan berfikir sejenak.

"Gue harus konsultasi dulu sama Bang Dimas."

Rendy berdecak, emang ni adek kakak gak bisa dipisahin. "Yaudahlah, yok bang gue temenin ke Bang Dimas."

Infiblity || NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang