Kelebihan plesbek, jadi ga tau mau nulis apa
Hehe...☄☄☄
Zidan meminta suster untuk mencabut infus dari tangannya, karna kalo dia cabut sendiri, dia sama aja kayak pasien yang kabur dari rumah sakit. Setelah dicabut, Zidan buru-buru mandi dan siap-siap pake kemeja dan jas dia. Zidan rapihin bankarnya yang ia buat istirahat, udah cukup istirahat semalem, Zidan mau cepet-cepet nyelesain magangnya. Dia mau cepet jadi dokter.
Ceklekk!
Pintu terbuka, menampakkan dua pemuda dengan tas dan kantong plastik putih ditangannya.
"Astagfirullah, ini nih. Yang ga gue suka, kepala batu. Lo tuh harusnya istirahat Joswaaa."
Zidan hanya terkekeh, ia menghampiri Jepri dan Winwin. "Ke ruangan gue aja yuk, biar gak ganggu Papah istirahat."
Winwin mengusak rambut Zidan gemas, ada manusia seperti dia ya ternyata.
Zidan menutup kamar yang ditempati Papahnya, ia berjalan menuju ruangannya yang ada di lantai satu. Bukan ruangan pribadi, tapi ruangannya bersama anak magang yang lainnya.
"Pada ada jadwal jam berapa?" Tanya Zidan, dia tahu pasti Jepri dan Winwin ingin pergi kuliah, karena mereka membawa ranselnya.
Oh ya, kenapa Zidan bisa magang sementara Jepri masih kuliah? Simpel. Dia ambil Master di Universitas kedokterannya, karena otaknya kelewat pinter, jadinya dia magang duluan dari anak-anak yang lainnya.
"Kalo gue sih, nanti jam 11." Ucap Winwin, Jepri menimpali.
"Gue sih lanjut kelas lagi abis zuhur."
"Ohh, gue kira deket-deket jam sepuluhan. Kalo gitu kan gue sama aja ganggu waktu kalian." Ucap Zidan, Jepri merangkul Zidan.
"Ya enggak lahh, gini-gini gue tuh masih punya jiwa bolos."
"Yep, lulusan Viuskow gitu!"
.
.
.Viell menghentikan motornya di depan kedai makan Abah Chandra, ia segera masuk ke dalam dan menemukan penampakan Haedar dengan sendal jepit, kaos hitam dan celana boxernya sedang menggoreng ayam. Viell geleng-geleng kepala melihat temannya berjualan dengan tampang anti mainstream itu.
Viell duduk di kursi kemudian menggebrak meja.
"Heh! Lo mau jualan apa ngamen? Melas amat tampang lo."
"Eh! Ayam!"
Haedar menoleh dengan melototkan matanya, awas aja kalo sampe ni ayam goreng jadi chicken fly bakalan Haedar goreng si Viell.
"Naon sihh?"
"Bikinin gue nasi ayam, sama es teh manis!"
"Santuy dong mbak nya, gak liat gue lagi goreng ayam?"
"Dihh, goreng ayam bakal sapa lu? Pembeli aya belom ada."
"Ada satu."
"Mana?"
"Elo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Infiblity || NCT
Fiksi Remaja[Completed] sebuah kisah tentang sahabat, keluarga, ketidakberdayaan, paksaan, caci maki, semua menjadi satu dalam satu waktu. buatlah sesuatu yang baru, lampaui sebuah batasan karena sesungguhnya batasan itu ada untuk dilewati let's build this slig...