07. Labil

277 15 2
                                    

Pagi hari ini aku bangun dengan perasaan gelisah. Aku bingung pertama tama harus mendekatinya dengan cara apa. Dengan perasaan yang bingung aku langsung bergegas ke kamar mandi. Lima belas menit aku selesai mandi aku pun buru buru memakai seragam. Lalu aku bergegas turun ke ruang makan buat sarapan.

Saat aku sampai di ruang makan aku pun bergegas duduk dan nyiapin sarapan buat aku sendiri. Kalian pasti tau aku dirumah hanya berdua dengan bibi. Aku engga lupa selalu menyapa bibi saat sarapan di ruang makan dan aku mengajak bibi untuk sarapan bareng.

"Hai bi. Ayo bi sarapan bareng aku" Sapa ku tersenyum sambil mengajak bibi untuk bareng.

"Baik den. Saya akan sarapan bareng aden" Jawab bibi sambil tersenyum ke arah ku.

Kami pun sarapan dengan tenang sesekali kita mengobrol dan aku merasa senang walaupun aku merasa kesepian tanpa adanya keluarga yang lengkap dan harmonis.

Selang beberapa menit aku pun selesai sarapan dan engga lupa untuk pamit ke pada bibi. Setelah berpamitan ke pada bibi aku bergegas ke sekolah dengan mengendarai motor ku. Lima belas menit aku menempuh perjalanan ke sekolah akhirnya aku sampai. Aku turun dari motor dan bergegas untuk ke kelas. 

Setibanya aku di kelas. Aku langsung dikerumbunin pertanyaan yang membuat ku sangat pening.

"Gimana gimana udah ketemu sama dianya belom lo?" Tanya Varel.

Aku hanya mengedikan bahu bahwa aku juga bingung mau deketin dia bagaimamna terlebih dahulu.

"Yehh lo sebenernya niat apa engga sih yan. Greget gue jadinya sama lo." Ujar Al spontan.

"Hmmm." Jawab aku apa adanya aja. Karena aku juga bingung sebenernya.

"Banyak mikir lo mah." Ucap Varel dengan kesal.

"Gue bingung." Jawab aku dengan mendikan bahu.

"Apa yang lo harus bingungngin. Kemarin lo kan udah bilang sama kita kalo lo mau ngelakuinnya hari ini. Kenapa sekarang lo jadi labil yan."  Ujar Varel sambil natap aku  dengan bingung.

"Entah." Jawab ku sambil mengangkat bahu ku.

"Terserah lo yan gue jadi bingung sama lo. Kalo emang udah bener bener yakin lo harus nunjukin ke dia kalo lo emang suka sama dia. Jangan jadi cowo cupu gini yan apa apa make labilan segala." Ujar Varel spontan.

"Gue pikir pikir dulu."

"SERAH LO YAN SERAH PUSING GUE." Ujar al kesel.

Aku hanya diam dan memikirkan gimana caranya buat deketin dia. Aku merasa dia engga ada perasaan sama sekali ke aku tapi mencoba terlebih dahulu gapapa kan siapa tau kedepannya dia bales perasaan ku juga.

Dan saat aku lagi memikirkan tentang dia bel masuk pun berbunyi. Guru masuk dan belajar dimulai.

"Yan woy tian." Panggil al dengan berbisik.

"Hmmm." 

"Bolos yu gue bosen nih laper pula."

"Tanya varel."

"Woy varel bolos ayo gue bosen nih sama laper juga."

"Gas gue mah ayo gc."

Tiba tiba al mengangkat tangan "Bu saya izin ketoilet ya bu. Saya kebelet banget bu malah udah keluar sedikit nih bu." Izin al dengan wajah memelas.

"Iyaudah sanah jangan lama lama. Jorok sekali kamu al." Jawab guru ku.

"Bu saya juga sekalian mau ketoilet ya bu."Ucap Varel.

"Iya sanah cepat. Jangan membolos atau nilai kamu saya kurangin."

Aku kaget tangan ku langsung ditarik varel sambil berlari. Tapi guru ku masa bodo paling ujung ujungnya nilai yang dikurangin.

"Kita mau kemana nih?" Tanya varel ke kita berdua.

"kantin aja ayo gue laper banget." Jawab al.

Aku hanya mengikuti dua sahabat ku lagian aku juga laper. Seperti biasa kita duduk  dimeja paling pojok.

"Gantian rel lo yang mesen." Ucap al ke varel

"Yaudah lo pada mau mesen apaan." 

"Gue es teh manis sama baso aja."

"Lo apaan yan?"

"Gue samain aja kaya al."

Varel pun akhirnya bergegas ke stand yang jual baso. Beberapa menit kemudian varel dateng dan kita bertiga makan dengan tenang.

"Ehhh gue mau nanya deh sama lo pada." Ucap varel tiba tiba.

"Nanya apaan?" Jawab al.

"Gimana kalo besok kita bantuin tian buat deket sama tuh cewe. Btw gue lupa namanya HAHAHAH."

"Engga usah biar gue aja." Ucap ku spontan.

"Lo mah labilan anjerr ampe greget gue." Jawab varel.

"Iya bener banget gue juga greget. Awas aja lo besok engga deketin dia."

"Hmmmm."

Selesai makan kita bertiga pun berbincang bincang dan ternyata bel istirahat bunyi juga. Aku dan kedua sahabat ku melihat anak anak yang masuk ke kantin. Banyak anak anak yang ngeliatin kita bertiga.

Karena udah biasa dengan keadaan seperti itu kita bertiga pun melanjutkan mengobrol sampai bel istirahat selesai.

Terimakasih sudah membaca jangan lupa Vote dan Komen🥰💖



SEPTIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang