2

2.3K 262 7
                                    

"Kau mau berkencan?" Tanya Hanabi sambil menatap Hinata yang sedang mengenakan dress selutut bewarna tosca.

"Lebih tepatnya, bertemu calon mertua." Kata Hinata sambil mengambil heelsnya putihnya di deretan koleksi sepatunya.

"Siapa??" Tanya Hanabi antusias.

"Bibi Mikoto." Jawab Hinata santai.

Hanabi ternganga. "Astaga! Tak kusangka kita akan sekeluarga dengan keluarga es itu. Ayah menjodohkanmu?"

"Tidak! Jangan beri tahu ayah kalau aku ingin menikah dengan Uchiha sampai aku benar-benar bisa membawanya ke hadapan ayah."

"Kenapa? Padahal akan lebih mudah mendekatinya jika kau meminta ayah untuk menjodohkanmu."

"Tidak! Aku tidak mau rencanaku kacau."

Hanabi mengerutkan keningnya. "Rencana? Maksudnya?"

Hinata terdiam dengan tangan yang terhenti merapikan rambutnya. Selang beberapa saat ia mengeluarkan suaranya, "Aku ingin membuat Uchiha itu menikahiku atas dasar suka sama suka. Bukan bisnis."

"Aneh sekali. Aku tak pernah tau kau menyukai si pria gay itu. Kenapa kau tertarik dengannya?"

Hinata tersenyum. "Jangan banyak bertanya. Doakan saja aku bisa menarik hatinya."

Hanabi memutar bola matanya. "Baiklah..."

Hp Hinata berdering di samping tempat Hanabi duduk. "Nih! Mertuamu menelpon."

Hinata tersenyum senang, lalu mengangkat telponnya. "Ah iyaa bibi. Sebentar lagi aku akan ke sana.... baik..."

"Aku pergi dulu. Jangan membuat apartemenku berantakan kalau kau ingin akses kebebasanmu disini masih berlaku." Kata Hinata, lalu melenggang pergi sambil membawa paper bag merah dengan tulisan hangul di tengahnya.

***

"Ohayo bibi... maaf mengganggu waktu Anda." Kata Hinata setelah membungkuk hormat pada Mikoto.

"Aduhh... jangan formal begitu. Ayo masuk." Sahut Mikoto sambil merangkul Hinata.

Mereka kemudian duduk di ruang keluarga mansion Uchiha dengan berbagai hidangan cemilan yang tertata rapi di meja.

"Bibi... kenapa repot-repot seperti ini. Ini terlalu berlebihan."

"Ah... bibi terlalu senang kau datang. Sudah lama sekali kau tidak berkunjung."

"Maafkan aku bibi. Mulai sekarang aku akan berusaha untuk sering mengunjungi bibi."

Mikoto tersenyum. "Bibi senang mendengarnya. Terkadang bibi sangat merindukan ibumu karena ibumu pendengar yang baik. Bibi sampai sekarang belum menemukan orang sepertinya kecuali kau, Hinata. Kau sangat mirip dengan ibumu."

Hinata tersenyum, tetapi hatinya sedikit terluka. Ia bangga ketika disamakan dengan ibunya, tapi ia tidak mau bernasib sama dengan ibunya. Bahkan ketika mati pun, ibunya masih dijadikan bahan gosip keluarganya karena tak punya kekuasaan seperti yang ia alami sekarang.

"Oh iya bibi, aku membawakan akar ginseng liar korea kesukaan bibi." Hinata langsung memberikan paper bag yang dibawanya tadi.

Mikoto memasang ekspresi terkejut."Astaga... terima kasih banyak Hinata. Kau juga kenapa harus repot-repot."

Hinata tersenyum. "Anggap saja kita impas, bi."

AgreementTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang