8

1.7K 253 8
                                    

"Sasuke-kun... Sasuke-kun..." panggil Hinata dengan nada berbisik sambil menepuk pelan pundak Sasuke. Ia sebenarnya tidak enak untuk membangunkan Sasuke karena dengan melihat tumpukan dokumen dan cangkir kopi di meja ruang tengah, membuatnya yakin kalau Sasuke tidur larut malam.

Hinata mendekatkan wajahnya untuk menatap wajah lelah Sasuke lebih dekat. Ia kembali memanggil Sasuke dengan nada berbisik.

Sasuke menggeliat pelan, lalu membuka matanya. Matanya langsung melotot menyadari wajah Hinata hanya berjarak satu jengkal dari wajahnya. Dengan gerakan cepat ia mendudukkan diri.

"Kenapa kau mendekatkan wajahmu seperti tadi itu? Kau mencari kesempatan?" Tanya Sasuke curiga.

"Kesempatan apa? Aku hanya ingin mengetahui apakah Sasuke-kun masih hidup atau sudah mati." Jawab Hinata sambil berdiri. "Apakah Sasuke-kun baik-baik saja? Tidur jam berapa?"

"Aku tidur jam 5 tadi."

"Apakah Sasuke-kun yakin bisa pergi piknik?"

Sasuke menatap Hinata sejenak. Gadis itu sudah berdandan cantik dan berpenampilan rapi dengan dress bunga-bunga bewarna kuning lembut.

"Kau sudah menyiapkan makanannya?"

Hinata mengangguk.

"Ya sudahlah. Selesai makan, kita langsung pulang."

Hinata tersenyum senang. "Oke sayang! Aku akan menyiapkan bajumu."

Hinata berjalan menuju lemari Sasuke, lalu memilih baju yang casual. Pilihannya jatuh pada jaket denim bewarna coklat gelap, kaos putih polos, dan celana jeans hitam. Setelah itu, ia keluar dari kamar dan kembali ke dapur untuk memastikan bekal mereka sudah lengkap.

"Seleraku bagus, kan?" Hinata tersenyum bangga melihat Sasuke yang sangat bagus mengenakan pakaian pilihannya.

"Aku pakai pakaian seperti pemulung pun tetap kelihatan bagus."

Hinata memutar bola matanya. "Ya. Ya. Ya..."

"Apa lagi yang kau tunggu? Cepat."

Hinata beranjak dari duduknya, lalu mengambil keranjang piknik yang ia letakkan di meja makan tadi.

"Siap!" Hinata menyusul Sasuke yang sudah di depan pintu. Tangan kanannya menadah di hadapan Sasuke.

"Apa?" Tanya Sasuke heran.

"Pegangan tangan!"

Sasuke memasukkan kedua tanggannya disaku jaketnya. "Kenapa harus berpegangan tangan?"

"Ini kencan! Jadi, berpegangan tangan adalah hal yang biasa."

"Katamu kita piknik, bukan kencan."

Hinata mendecak pelan. "Piknik berdua seperti ini juga bagian dari kencan."

Sasuke mengalah untuk kesekian kalianya menerima perlakuan Hinata.

Saat Hinata berhasil menggenggam tangan Sasuke, mereka berdua terdiam sejenak sambil menatap tangan mereka yang saling bertaut.

"Lihat! Tangan kita bahkan begitu pas sekali. Apa kau yakin tidak segera mau menikahi jodohmu ini?" Hinata menatap Sasuke dengan mata yang berbinar.

"Sudahlah, ayo cepat pergi."

Hinata mengangguk dengan senyumnya yang masih melebar, lalu mereka berjalan tanpa melepas gandengan tangan mereka.

Sesampainya di taman, Sasuke menatap kesal Hinata.

"Kau jamin tempatnya sepi. Tapi, ini masih ramai. Terlalu ramai." Protes Sasuke.

"Dibagian sini memang ramai. Di belakang sana tidak. Ikuti aku." Kata Hinata, lalu berjalan cepat melewati keramaian.

AgreementTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang