Hinata mengetuk-ngetuk jarinya di meja lobi sambil menunggu pegawai penjaga lobi itu menutup telponnya.
"Maaf, Uchiha-sama tidak bersedia."
Hinata menghela napas. "Katakan padanya kalau ibunya yang menyuruh saya untuk ke sini."
Pegawai itu kembali menelpon, lalu menganggukkan kepala sekali dan menutup telpon.
"Anda dipersilahkan untuk menemui Uchiha-sama."
Hinata tersenyum senang, lalu dengan semangat berjalan menuju ruang CEO perusahaan itu.
"Ternyata Sasuke-sama anak yang teladan ya. Mungkin kalau saya meminta bibi untuk menikahkan saya dengan Anda besok, saya yakin Anda akan menurutinya." Kata Hinata sambil duduk di kursi tamu ruang kerja Sasuke.
"Jangan gila." Kata Sasuke ketus tanpa mengalihkan perhatiannya pada layar komputernya.
Hinata tertawa singkat. "Saya tidak akan berbuat seperti itu. Saya sadar, keinginan saya kepada Anda bukanlah suatu hal yang mudah. Jadi, saya memberi waktu untuk Anda mempertimbangkannya."
"Katakan, kenapa ibu menyuruhmu kesini?"
"Mmm... sebenarnya bibi tidak juga menyuruh saya kesini, tapi bibi bilang kalau ingin mendekati Anda, saya harus sering mengunjungi Anda."
Sasuke mengusap wajahnya, lalu menatap tajam Hinata. "Aku tidak punya waktu untuk bermain denganmu, Hyuuga-san."
"Saya hanya-"
"Cukup!"
Hinata menelan ludahnya. Tatapan Sasuke membuat nyalinya menciut. Ia hanya bisa terdiam dengan pikiran kalut.
"Bawa dia keluar." Kata Sasuke pada sekretarisnya lewat telpon.
Hinata langsung reflek berdiri. "Sasuke-sama, berikan saya waktu untuk meyakinkan Anda. Anda tidak akan menyesal memberikan saham Anda kepada saya dan melakukan pernikahan sesuai dengan perjanjiannya."
Sasuke tidak merespon perkataan Hinata dan kembali fokus pada pekerjaannya.
"Mari saya antar, Hyuuga-san." Kata Sai.
"Sebentar," Hinata berjalan menuju meja kerja Sasuke. "Katakan pada saya jika penawaran saya tidak menarik, lalu bagaimana penawaran yang menarik bagi Anda?"
Sasuke menatap Hinata yang terlihat bersungguh-sungguh menatapnya, lalu merenggangkan badannya sebentar.
"Kembalikan sahamku sebanyak tiga kali lipat dalam kurun waktu satu tahun setelah aku memberimu saham itu." Kata Sasuke. "Sangat menarik sekali, kan?"
Kepala Hinata ingin pecah mendengarnya. Tiga kali lipat?! Kaki Hinata melemas. Sasuke membuatnya benar-benar ingin menyerah.
Hinata menunduk, lalu berbalik dan berjalan keluar ruangan. Ia duduk di kursi tunggu dekat lobi di lantai dasar dengan kepala yang tertunduk.
***
"Maaf mengganggumu, tapi dia nekat menunggumu dan sekarang dia tertidur di dekat lobi." Kata Sai dengan penampilan yang sudah siap untuk pulang.
"Siapa?"
"Siapa lagi kalau bukan si Hyuuga itu."
"Biarkan saja dia. Kalau perlu panggil polisi untuk mengurusnya."
Sai menghela napas. "Pakailah sedikit hati nuranimu, Sasuke. Aku pulang dulu."

KAMU SEDANG MEMBACA
Agreement
Ficção AdolescenteDemi mempertahankan eksistensinya di klannya sendiri, Hyuuga Hinata dengan berat hati harus 'menjual diri' pada Uchiha Sasuke. Tapi, sayangnya transaksi tersebut bukanlah hal yang mudah.