9

1.6K 259 9
                                    

"Hanabi?"

Hanabi menghela napas, lalu tersenyum hambar. "Maaf mengganggumu, Neji-nii."

"Masuklah." Ajak Neji, lalu duduk di sofa empuk yang tak jauh dari pintu tadi.

"Aku tidak akan basa-basi." Kata Hanabi. "Ini tentang Hinata. Aku memintamu untuk membantunya."

***

Sasuke menggeliatkan seluruh badannya. Matanya perlahan membuka. Keningnya berkerut memandangi gorden yang belum terbuka. Ia bangkit dari tempatnya dan berjalan keluar kamar. Tak ada yang berubah. Semua barang-barang masih dengan kondisi yang sama seperti tadi malam.

Cangkir kopi yang kotor, map dokumen yang berserakan, dan bantal sofa yang berantakan. Benaknya mulai timbul tanya. Kakinya kembali ke kamar, lalu memeriksa kamar mandi dan tak mendapati apa-apa.

Ia meraih hp nya dan mengetikkan sesuatu. Tapi, sedetik kemudian ia mengurungkan niatnya. Kakinya kembali melangkah ke dapur dengan kepala yang menoleh kesana kemari.

"Apa yang kau cari?"

Sasuke terperanjat kaget, lalu berbalik dan mendapati Hinata yang sedang membawa tas belanja.

Sasuke mengusap leher belakangnya dengan tangan kanannya. "Mencari hp ku."

Hinata menatap tangan Sasuke yang sedang menggenggam hp, lalu menatap Sasuke curiga. "Kau sudah mendapatkannya?"

"Aku akan cari di kamar." Sasuke berjalan cepat meninggalkan Hinata.

Hinata terkekeh pelan, lalu berlari kecil menghampiri Sasuke. "Sasuke-kun mencariku ya?"

"Tidak!" Jawab Sasuke cepat sambil menghindari tatapan Hinata.

Hinata tersenyum curiga. "Hp mu itu sudah ada di tanganmu sejak tadi. Untuk apa dicari lagi? Kau berbohong ya?"

"Aku ingin mandi."

"Kalau kau ingin menikahiku besok, aku siap. Jangan lupa sahamnya."

Sasuke kembali melangkah menuju kamar mandi sambil mengacak rambutnya frustasi. Ia masih sulit mengerti dengan apa yang terjadi pada dirinya karena selama ini ia yakin hatinya sudah mati.

***

Hinata masuk ke apartemennya dengan santai, lalu melepaskan sepatunya. Ekspresi Hinata berubah saat melihat ada sepatu pria diantara sepatunya. Hinata melangkah cepat untuk masuk ke apartemennya lebih dalam dan mendapati Hanabi sedang duduk bersama Neji.

"Neji-nii..."

"Apa yang telah kau lakukan, Hinata?" Tanya Neji.

Hinata menatap Hanabi. "Kau memberi tahunya?"

Hanabi menghela napas lemah. "Aku hanya ingin membantumu."

"Aku tidak butuh bantuan darimu." Kata Hinata sambil menunduk.

Neji menghela napas. "Kenapa kau harus mengemis bantuan dengan orang lain sedangkan kau punya keluarga yang bisa membantumu? Apakah kau sadar yang kau lakukan ini hanya merugikanmu?"

Hinata menghela napas kesal. "Siapa yang bisa membantuku? Mereka tidak akan membantu orang sepertiku yang hanya bisa merugikan mereka."

"Tentu saja aku." Jawab Neji.

AgreementTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang