Hinata tidak bercanda soal ia memasak. Gadis itu benar-benar masak di apartemennya.
"Bagaimana kau bisa masuk ke sini? Tanpa izinku??" Tanya Sasuke.
"Maafkan saya, Sasuke-sama. Saya sudah bilang kepada bibi untuk berkunjung ke apartemen Anda dan beliau memberitahu kodenya. Maaf atas kelancangan saya." Jawab Hinata tanpa menampilkan wajah yang sedang bersalah.
"Untuk apa kau ke sini? Sudah kubilang aku tidak tertarik dengan penawaranmu."
"Saya hanya ingin berkunjung."
"Kau masih mau menemuiku setelah aku tolak? Apa kau tidak punya malu?"
Hinata menghela napas kasar. "Ya! Saya sangat malu dan kesal kepada Anda! Tapi... ada yang lebih penting dari itu, jadi hal itu bukanlah masalah lagi bagi saya."
"Pergi!"
Hinata berlutut memohon. "Biarkan saya makan dulu. Ya? Yaa?"
Sasuke bercekak pinggang. "Kau seperti tidak punya harga diri."
Hati Hinata langsung dongkol, tapi ia tepis itu dan memberikan senyum semanis mungkin pada Sasuke. "Hanya pada Anda, Sasuke-sama."
Sasuke menghela napas. "Setelah itu, kau harus pulang."
Hinata tersenyum senang, lalu mengekori Sasuke menuju ruang makan yang tepat berada di depan dapur.
"Bagaimana? Enak, kan?" Tanya Hinata saat Sasuke mencicipi sup tomat buatannya.
Sasuke hanya diam. Sasuke tidak terkejut dengan Hinata yang lihai dalam memasak. Ia pernah merasakan masakan tradisional khas klan Hyuuga yang dibuat langsung oleh Hinata dan cocok dengan lidahnya. Selain itu, Hinata pernah memberikan masakannya untuk menjadi salah satu santapan makan malam mansion Uchiha. Jadi, ini bukan pertama kalinya ia merasakan masakan Hinata.
"Anda juga harus mencoba ini." Kata Hinata sambil meletakkan seiris daging panggang diatas mangkuk nasi Sasuke.
"Aku bisa mengambilnya sendiri."
Hinata hanya bisa terkekeh melihat Sasuke yang kesal dengan tingkahnya, tapi tetap menerima perlakuannya.
"Biar saya yang mencuci piringnya." Kata Hinata sambil mengemaskan meja makan.
"Aku bisa sendiri."
Hinata menggeleng. "Anggap saja ini simulasi sebelum kita menikah."
"Aku tidak akan menikah."
"Kenapa?"
"Kau tidak baca berita? Mereka bilang aku gay. Kau tak percaya itu?"
Hinata mematikan keran air untuk mencuci piring. "Mereka yang berkata seperti itu, bukan Anda, Sasuke-sama."
"Kalau ternyata itu benar?"
"Tidak masalah. Tujuan saya menikah dengan Anda bukanlah untuk mendapat cinta, tapi mendapatkan saham dari Anda."
"Harus dengan menikah?"
Hinata mengangguk. "Sebaiknya memang dengan menikah. Akan lebih masuk akal alasan Anda memberikan saham kepada saya. Lagipula, pernikahan itu sangat menguntungkan Anda. Jadi, bisa dibilang impas?"
Hp Sasuke berbunyi. Ia mengerutkan kening. Jarang sekali Sai menelpon di saat yang seperti ini. Sasuke menduga pasti ada sesuatu yang penting.
"Aku tidak percaya!!" Kata Sai sedetik setelah Sasuke mengangkat telponnya.
"Maksudmu?"
"Bukankah gadis itu yang menawarkan perjanjian itu? Bagaimana bisa kalian tiba-tiba jadi akrab begitu?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Agreement
Teen FictionDemi mempertahankan eksistensinya di klannya sendiri, Hyuuga Hinata dengan berat hati harus 'menjual diri' pada Uchiha Sasuke. Tapi, sayangnya transaksi tersebut bukanlah hal yang mudah.