38. ALLEA

14.9K 327 1
                                    

"Ra, bentar aku mau angkat telpon dulu."

Rara mengangguk, membiarkan Leo keluar dari toko aksesoris ini untuk menerima panggilan. Ia melanjutkan kegiatan memilih dekorasi yang akan digunakan untuk pesta kejutan kecil ulang tahun Lita. Rara tersenyum lebar, tidak bisa membayangkan betapa bahagia wajah Lita nanti saat menerima pesta kejutan ini.

"Nanti balonnya yang biasa apa yang bentuk love ya?" gumam Rara. "Ah, yang love kayaknya bagus."

Rara mengambil sebungkus balon warna-warni berbentuk love, untuk meniup balon ini nanti adalah urusan Sena karena cowok itu sudah menawarkan diri sebelumnya. Rara tersenyum, kembali melihat-lihat dekorasi lain.

Selain melihat jenis dan kualitas dekorasi yang akan ia beli, Rara juga memeriksa harganya. Hari ini ia tidak boleh hanya ikut berbelanja dan menyiapkan pesta, ia harus ikut membeli sesuatu karena Sena sudah membeli kue sementara Leo membeli kado, tapi uang yang ia bawa saat ini tidak bisa digunakan untuk ambil barang secara asal, harus pilih-pilih.

"Oh, siapa nih?"

Rara menoleh, cukup terkejut melihat siapa yang berdiri tidak jauh darinya. Larissa dan Helena, dua cewek dengan setelan bermerk dan full make up itu menatap Rara dari atas sampai bawah, menilai.

"Lo kerja di sini? Wah, nggak nyangka ya." Larissa tertawa meremehkan. "Nggak dapat uang jatah dari Leo makanya kerja?" tanya cewek itu yang membuat Helena ikut tertawa, sementara Rara menunduk.

"Coba lihat."

"Eh--"

"Apa?" Helena menantang, ia berhasil merebut beberapa barang yang tadi Rara ambil. "Apaan nih? Kenapa semua murahan begini? Lo mau bikin pesta apa mau hias kandang ayam?"

"Jahat banget lo!" timpal Larissa. "Ini semua nanti bakal lo bayar, kan? Eum, harganya lumayan nih. Bentar deh, oh uang jajan lo sebulan kayaknya."

Helena tertawa. "Uang jajan gue sehari dong?"

Larissa mengangguk, kembali menatap remeh pada Rara yang sama sekali tidak melawan.

"Sampai sekarang gue heran, kenapa sih Leo bisa bertarik sama cewek cupu, dekil, dan nggak gaul kayak lo? Cantikan juga gue."

"Yang kayak gue aja ditolak, Ris," celetuk Helena. "Dia pakek pelet kali." Cewek itu mengedikkan dagu pada Rara.

"Iya kali, lihat deh kalau mereka jalan bareng, udah kayak pangeran sama pelayan. Leo itu ganteng, tinggi, putih, ketua tim futsal, pinter di jurusannya. Aneh banget kan bisa suka sama modelan begini?" ejek Larissa.

"Paling bentar lagi putus, gue yakin Leo bakal bosen."

"Doa lo yang ini minta diaminin," kekeh Larissa. "Kalau pun bukan karena Leo yang bosen, pasti bakal ada aja yang maksa mereka pisah. Misal...." Larissa menggantungkan kalimatnya.

"Misal?"

"Restu orang tua?"

"Wah, bener!" Helena memamerkan senyum miringnya. "Cinta beda kasta, ya? Kasihan. Kayak drama-drama aja."

"Oh beda!" sahut Larissa. "Kalau di drama kan si cewek cakep, nggak heran sih si leadmale klepek-klepek walau miskin. Tapi kalau ini...." Larissa menilai. "Cocok jadi tukang kebun sih."

Dua cewek itu tertawa, bukan kali pertama Rara mendapat perlakuan seperti ini, tentu saja saat tidak ada Leo di sisinya. Siapa yang berani mendekati Rara saat Leo berada di sebelahnya? Tapi selama ini Rara memendamnya, ia tidak mau Leo tahu karena tidak ingin cowok itu terlalu mengkhawatirkan dirinya.

"Eh, Leo."

Mendengar nama yang diucapkan Larissa membuat Rara menoleh, Leo barusaja sampai di sebelahnya, cowok itu menatap datar pada Larissa dan Helena.

ALLEA [SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang