Brak!
Suara gebrakkan pada meja ruang tamu membuat semua kepala menunduk, pria paruh baya bersetelan jas kantor menatap tajam cowok yang duduk di single sofa berseberangan dengan sofa tempatnya duduk.
"Papa nggak mau tau, kamu harus putus dengan gadis itu dan terima perjodohan ini!"
Pria paruh baya itu beranjak dari sofa, menatap dua orang di depannya dengan sorot mata menahan emosi, lalu pergi meninggalkan dua orang itu menaiki tangga rumahnya. Keputusannya sudah bulat, dan ia tidak menerima bantahan.
Cowok berkaos hitam polos itu meraih jaket cokelat miliknya yang disampirkan di sandaran sofa, lalu beranjak. Kedua tangannya terkepal menahan emosi yang siap meluap kapan saja.
"Leo."
Langkah cowok bersorot mata tajam itu terhenti, ia berbalik menatap wanita cantik yang kini berjalan mendekatinya.
"Untuk sekali ini saja, tolong turuti kemauan Papa kamu ya, sayang?"
Kening Leo berkerut. "Kenapa?" tanyanya.
Wanita itu menunduk. "Ma'af, Leo, Mama nggak bisa bantuin kamu untuk saat ini. Mama nggak berani bantah Papa kamu."
Tatapan elang Leo meredup saat melihat wanita terhebat dalam hidupnya itu menunduk merasa bersalah, kedua tangan besar cowok itu terulur menyentuh pundak sang Mama.
"Mama." Wanita itu mendongak, membuat Leo langsung menggeleng. "Jangan sedih, Leo nggak suka lihat Mama sedih."
Lita, wanita yang sangat Leo sayangi, dengan tatapan teduh menatap putra tunggalnya yang kini sudah beranjak dewasa. Ia tahu, putra kesayangannya itu pasti terbebani dengan keputusan suaminya.
"Leo akan urus semuanya, Mama jangan khawatir," ucap Leo meyakinkan sang Mama.
Lita menghela napas, lalu mengangguk pelan. "Tapi kamu mau pergi ke bandara jemput dia, kan?"
Sorot mata Leo langsung berubah datar, cowok itu mengenakan jaket cokelatnya seraya mengangguk pelan, lalu meraih tangan Lita dan mengecupnya.
"Leo berangkat, Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsallam."
Lita menatap punggung putranya nanar, ia merasa bersalah karena tidak bisa membela putranya dalam kondisi ini.
"Ma'af, Leo, Papamu sudah bertekat menjodohkan kamu dengan putri temannya, Mama nggak bisa berbuat banyak."
***
Leo merapikan rambut setelah melepas helm fullface miliknya, cowok jangkung itu memerhatikan sekitar, masih duduk di atas motor putih miliknya.
Tring!
Perhatian Leo teralih pada ponsel yang ada di genggamannya, tampak sebuah pesan masuk dari nomor yang tidak terdaftar di ponsel Leo, tapi ia tahu pemilik nomor itu.
Kak Leo, aku udah di luar.
Leo membaca pesan itu, lalu mengetikkan balasan.
Gw di tempat parkir
Oke! Aku ke sana!
Cowok itu memasukkan ponselnya ke saku celana, menunggu orang yang tadi mengirim pesan padanya. Sampai sorot mata tajamnya menangkap sosok cewek bersurai cokelat panjang berjalan mendekat dengan senyuman lebar.
"Sore, Kak Leo!" sapa cewek itu, antusias.
"Naik," ujar Leo datar, lalu memakai helm.
"Kok bawa motor, sih? Koper aku gimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALLEA [SELESAI]✔
Teen FictionAllea kembali ke Indonesia setelah 8 tahun untuk menemui calon tunangannya, Leonando. Namun Allea tidak tahu telah banyak hal yang berubah, termasuk Leonando. Waktu dan jarak telah mengubah sifat Leonando sampai Allea tidak bisa mengenalinya. Satu f...