Sekarang langit sudah merubah posisi tempat duduk nya menjadi di depan. Marvel sebelum nya sudah berbincang terlebih dahulu kepada senja agar diri nya di antar oleh langit, awal nya senja menolak tapi karna rayuan marvel yang sudah di beri amanah oleh alex mau tak mau ia harus turuti.
"ini gamau di depan?" tanya langit.
"ga" jawab senja singkat, jujur untuk kali ini ia sangat canggung jika harus berhadapan dengan langit.
"rambut lo basah mending kedepan, keringin pake hair dryer punya bunda noh" ujar langit sambil menunjuk dengan dagu nya.
Senja terdiam, ia sebenar nya ingin duduk di depan tapi ia cukup tak nyaman saat ini. Sedangkan langit sendiri kini menggeleng-geleng.
Langit menghela nafas. "udah cepetan ke depan" akhirnya senja pasrah. Dan kini ia hanya menuruti perintah langit tanpa mau menjawab nya.
"colokan nya dimana?" untuk pertama kalinya senja bertanya.
"tuh di bawah" jawab langit.
Cewek itu mengangguk. Di tancap nya colokan itu lalu di arahkan rambut nya kedepan, tapi sesaat ia ingin menekan tombol nya ntah mengapa hair dryer itu tak menyala.
"kok gak nyal---" tawa cewek itu pecah saat melihat langit yang sedang mencolok kabel hair dryer itu di hidung nya.
"ih apa apaan sih jorok tau" gerutu senja.
"abis nya dari tadi diem aja, ketawa kan lo"
"udah cepetan colokin" perintah senja mengalihkan pembicaraan nya.
Setelah ia menyelesaikan nya, kini senja hanya menatap ke arah jendela. Sedangkan langit sendiri ia masih fokus untuk menyetir, suana di luar begitu tenang hingga membuat senja menjadi ngantuk dan memutuskan untuk tertidur.
"senja, gue kangen banget sama lo. Gue pengen kaya dulu lagi, dimana sifat cerewet lo yang buat gue kesel tapi gemesin?, lo yang suka minta beliin coklat?, oiyah gue juga kangen omen, kira-kira omen gimana yah sekarang? Weh senja?...senja?...sen---" langit menoleh ke arah senja.
"lah tidur anak nya, percuma dong dari tadi gue ngomong ke lo tapi lo nya ga denger" gerutu langit.
Sesekali cowok itu memperhatikan senja yang masih tertidur pulas. "lucu" gumam langit pelan.
Bukan nya mengarah pulang, kini cowok itu malah mencari kesempatan untuk lama lama dengan senja. Ia malah membawa senja ke mall, sesampainya ia di parkiran ia pun terdiam ia diam karna bingung nih cewek mau di bangunin apa gimana?..
"gue bangunin aja kali yah?" pikir langit kebingungan.
"em bentar, gue poto dulu ah lumayan buat lock sreen hp" gumam langit lagi sambil cengengesan.
1.
2.
Tinggal sedikit lagi ia ingin mempotret tapi niat nya terurung sesaat melihat senja yang sudah mulai tersadar. Perlahan cewek itu mengucek mata nya dan merapihkan rambut nya. Kini ia menatap langit yang seperti sedang panik.
"ngapain lo? Mau motoin gue yah?" ujar senja sambil menaik turunkan alis nya.
"iya tau, gue cakep ko jadi banyak yang minta foto" ujar nya lagi enteng, dan ntah keberanian dari mana kini senja malah langsung merampas ponsel milik langit lalu mempotret kedua nya dengan terseyum manis.
Langit untuk sesaat hanya bisa mematung, ia tak menyangka dengan perilaku senja saat ini yang persis seperti dulu. Sungguh langit sangat rindu dengan sikapnya ini, bahkan ingin sekali rasa nya ia memeluk cewek itu kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nawasena (Pergilah, Aku Ikhlas)
Teen FictionJudul sebelumnya: Harta Tahta Beasiswa. _______ Nawasena dibuat untuk tempat membuka wawasan dan membuka jendela dunia. Masa depan yang cerah dengan harapan, itu adalah tujuan dari sang pencipta nya. Namun jika gadis yang bernama Senja Clarissa Hart...