13.cuma mimpi?

25 11 0
                                    

Hari sudah berlalu begitu cepat, kejadian sebulan yang lalu sudah mereka tangani, arlan sebagai sang papah tidak memarahi raka lagi karna permohonan senja sendiri.

Dan malam ini cewek itu tengah melakukan rutinitas belajar nya. Sesekali ia mengechek ponsel nya karna takut jika raka menanyakan pr kepada nya lalu ia tak merespont.

Yah, sejak kejadian itu pula perlahan raka mulai rutin mengerjakan pr. Terkadang juga ia menyuruh senja yang mengerjakan nya, senja sendiri tak masalah jika harus membantu mengerjakan nya juga.

Dipertengahan itu pula senja mendapat notifikasi, cewek itu pikir itu ialah raka, eh tau nya si onoh.

Pembantunya lala🐖
|woi
|temenin kedepan yok

Anda
|Gamau
|Masih belajar


|ntar beli coklat deh
|cuma ke rumah rega
doang ko, mo ambil gitar

|Ok
|10menit lagi

Membaca kata coklat kini mata nya berbinar, senja dengan cepat langsung membalut diri nya dengan celana panjang dan baju overzise. Ia juga sedikit mengoles liptin di bibir pink nya itu.

Sekarang senja sudah keluar dari kamar, sesaat ia melewati ruang tamu ia pun mendapatkan sosok langit yang sedang tidur.

"woi bangun, kata nya mo keluar" senja membangunkan cowok itu sambil menepuk pelan pipi nya.

Langit yang mendengar suara senja, kini langsung terbangun. "kelamaan lo, ngomong nya 10menit muncul nya setengah jam"

"hehe, nama nya juga cewek" ujar senja sambil cengengesan.

"udah ah ayok cepetan" lanjut senja lagi sambil menggandeng tangan langit menuju luar. Dag dig dug serrr (jantung langit)

Keduanya sudah berada di motor langit. Di tancap nya gas itu dan membelah jalanan malam kota semarang yang indah. Ah ini sungguh nikmat dan menyenangkan bagi kedua nya.

Tak butuh waktu lama kedua nya pun memasuki kawasan rumah rega, rumah yang begitu mewah dan lega itu tampak dari bola mata kedua nya. Rega juga sudah menunggu kehadiran nya di depan pintu sambil berduduk santai.

"kayak anak ilang lo, duduk di lesehan" cibir langit cengengesan.

"lama si lo, nungguin nih dari tadi sampe banyak nyamuk" lirih rega.

"nih anak lama" ucap langit sambil menunjuk senja dengan dagu nya, sedangkan senja sendiri hanya cengengesan.

"halo ka rega" sapa senja kemudian, rega hanya membalas sapaan itu dengan senyuman dan juga lambaian tangan nya.

"mau mampir dulu ngga?" tawar rega.

"ngga gausah mau langsung ambil aja"

"iya si emang gausah, kan cuma mau basa basi aja"

"dongo!" seru langit sambil memonyong monyong kan bibir nya, senja yang melihat tingkah kedua cowok itu kembali cengengesan.

"nih" rega menyondorkan tas yang berisi gitar itu.

"thanks bro, gue langsung pamit, bye" setelah itu langit langsung meninggalkan kediaman rega tanpa menunggu balasan dari sang pemilik rumah. memang gatau diri.

Nawasena (Pergilah, Aku Ikhlas)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang