6. Luka di Balik Amarah

146 43 88
                                    

Carissa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Carissa

Aneh? Sembarangan, aku merutuk dalam hati. Mudah sekali ia menilai orang 'aneh' hanya karena tak meng-install media sosial di ponsel. Memangnya salah gak punya medsos?

Kuakui aku memang punya alasan kuat untuk tak memiliki media sosial apa pun. Dan aku berhak untuk tak memberi tahu siapa saja apa alasanku. Namun langsung menilai seseorang berdasarkan keputusannya tanpa tahu alasannya, bagiku itu terlalu dangkal.

Hhhh .... Baru saja aku 'memaafkannya' atas perbuatan berisiknya saat awal perjumpaan kami beberapa minggu yang lalu. Kupikir aku harus mencabut pemberian 'maafku' itu. Memang, rasa antipati akan selalu menjadi antipati. Kelihatannya sampai kapan pun aku tak akan bisa berteman dengannya.

Hari ini pun aku masih belum bisa melupakan rasa kesalku padanya. Dan aku berharap hari ini aku tak bertemu dengannya. Bertemu dengannya hanya akan membuat suasana hatiku memburuk. Dan itu bisa memengaruhi konsentrasiku menyelesaikan tugas Reading Comprehension yang harus kukumpulkan dalam dua hari ke depan.

Setelah meletakkan laptop, binder dan alat tulis di meja, aku bergerak ke arah rak buku di area Fakultas Sastra. Sekilas, kutelusuri judul-judul buku yang tercetak di punggungnya.

Buku yang kucari kutemukan di barisan paling atas yang memaksaku harus menaikkan tangan. Namun hingga aku mengangkat tumitku, buku itu tetap saja tak tergapai.

Astaga. Apa buku itu hanya diperuntukkan bagi orang-orang berpostur tinggi?

Anesh

Gue masih gak habis pikir dengan sikap Carissa kemarin. Padahal gue cuma bercanda. Kalau cewek lain yang gue candai, mereka pasti sudah balik mencandai gue tanpa merasa tersinggung. Dan menurut gue reaksi Carissa terlalu berlebihan. Ini cuma masalah kecil, dia yang melebih-lebihkan. Dasar cewek aneh.

"Pernah gak kamu mikir kalau orang yang mutusin untuk gak install medsos itu pasti punya alasan?"

"Gak semua orang bisa lo olok-olok seperti itu. Kalau alasan dia ternyata menyakitkan, gimana?"

Ucapan Carissa dan Keenan kemarin bergantian terngiang di telinga gue. Memangnya ada alasan yang menyakitkan untuk gak install medsos? Senyum miring gue pun terulas. Mereka berdua memang sama-sama aneh. Mereka pasti serasi kalau jadi pasangan.

Sudahlah. Gak ada gunanya memikirkan perkataan mereka. Gue yakin kemarin mereka cuma main-main. Mereka pasti cuma mau nge-prank gue. Dan gue akan membuktikannya.

Setelah memarkirkan mobil di lahan parkir di depan gedung FSRD, gue bergegas menuju Gedung Perkuliahan Umum. Meskipun di basement-nya juga disediakan lahan parkir untuk para mahasiswa, gue lebih memilih lahan parkir di depan gedung FSRD¹, karena dekat dengan lapangan basket.

✔Puisi untuk Carissa [EDITED VER.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang