Selamat tahun baruu yorobunn semoga tahun ini lebih baik lagi dari tahun kemarin yaa.
Happy reading kawan kawan
Gadis itu menatap jam di pelingkaran tangannya, setelah itu melihat ke sekelilingnya dan tak mendapatkan seseorang yang sudah berjanji untuk tidak ngaret seperti biasanya. 'Menjengkelkan' Tentu saja. Ia selalu seperti ini datang sesuka hatinya dan tak memperdulikan janjinya.
Rain memilih duduk di bangku kosong yang berada tepat di sampingnya dan mengecek benda persegi panjang itu untuk memastikan apakah ia akan mendapatkan pesan dan yaa ia tak mengirimkan satu pesan pun. Rain tersenyum miris melihatnya, sekarang ia sangat kesal karena seseorang yang ia tunggu tak kunjung datang dengan batas waktu yang mereka sepakati semalam.
Gadis dengab seragam sekolahnya itu menghela nafasnya seraya memutar bola matanya malas, kalau sudah seperti ini sudah pasti dirinya akan telat ke sekolah karena ulah seseorang yang ingin ia temui. Sekali lagi Rain menatap jarum jam yang menunjukkan pukul 06:45, Rain sudah sangat jengkel. Bagaimana tidak ia sudah menunggu 45 menit lamanya.
"Sabar!"
Jarum jam di tangan Rain sudah berubah menjadi pukul 06:50. Membuat sang empunya harus mengatur emosinya agar tidak merusak benda yang berada di sekitarnya.
Rain mengayunkan kakinya seraya menyipitkan matanya untuk melihat dengan jelas seseorang yang berjalan ke arahnya, saat melihat siluet seorang pria yang berbadan tinggi serta pakaian casualnya yang sangat rapi berjalan ke arahnya ia segera tersenyum misterius dan segera berdiri untuk menyapanya.
Prok prok prok
"Lu udah mecahin rekor baru lagi besti!" Saat mengatakan itu Rain melancarkan serangannya dengan tendangan dari arah kiri tapi sang empunya yang mengetahui niat jahat Rain segera menghindar dan mengangkat kedua tangannya.
"Lama banget sih gua udah nunggu hampir sejam loh," teriak Rain mengepalkan tangannya.
"Hm," jawabnya dengan wajah malas, saat melihat Rain yang tak melakukan apapun ia segera mendaratkan bokongnya di kursi yang sempat Rain duduki.
"Ck." Rain mengikut arahan pria di hadapannya ini untuk segera duduk di sampingnya.
Pria itu memberikan kotak bekal yang ia bawa dari rumahnya lalu mengalihkan perhatiannya ke benda persegi panjang itu. Sepertinya benda itu lebih menarik perhatiannya ketimbang melihat gadis dengan wajah merah menahan amarahnya itu.
Tanpa banyak bertanya, Rain segera membukanya dan segera memakan sandwich yang berada di dalam kotak bekal itu. Dengan lahap ia menyantapnya dan tak membutuhkan waktu lama, kedua sandwich itu sudah mengisi perut kosong Rain.
"Minum!" Rain menyodorkan tangannya tepat di wajah pria itu.
Pria itu mengalihkan pandangannya ke paper bag yang ia bawa dan tak mendapatkan Tupperware yang sudah ia siapkan sebelum menjumpai Rain. Ia menatap wajah Rain dengan senyum tipisnya lalu membentuk jarinya menjadi V. "Lupa." Ucapnya dengan watadosnya.
"Ahh lu mah kebiasaan," kesel Rain.
"Gak usah minum," ucapnya seraya mengambil kotak bekal yang berada di pangkuan Rain.
"Mana bisa Gavan!" Keluh Rain.
"Bisa dong," jawab Gavan.
"Dahlah, gua mau pergi btw tengkyuu sarapan paginya." Rain melambaikan tangannya lalu berbalik arah meninggalkan Gavin.
"Gadis aneh." Gavan menggelengkan kepalanya melihat sifat sahabat kecilnya itu.
Mereka sudah bersahabat sejak Rain menduduki bangku sekolah dasar sampai sekarang ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOPE
Teen FictionAku hanya bisa meringkuk ketakutan saat melihat semua piring hancur berkeping-keping yang diiringi dengan jeritan amarah serta nada yang saling membentak. Aku takut kehilangan mereka, aku takut mereka akan pergi, aku takut. Disaat aku meminta kedam...