Panti

19 2 7
                                    

This chapter is inspired by Kak parklyren story, We Were Gonna Astray Chapter 4

***

Di ujung sudut kota aku merenung

Mencari belaian yang dapat menenangkanku

Seperti anjing yang menyukai perhatian

Tapi kamu berada di sana

Pada pelukkan orang yang katanya kamu cintai

Bagaimana kabarmu?

Ah, sepi?

Tak apa sayang, bergumul dengan dia itu baik

Dahulu, ia merupakan sahabatku dalam gubuk sepi

Iya dahulu, sebelum kamu menarikku keluar lalu menghempaskanku begitu saja

Bagaimana denganku?

Aku baik

Tanpa kamu disini, aku baik

Sepertinya

Kamu muncul kembali

Padahal aku telah menghilang dengan baik

Tetap saja bangkai busuk akan tercium

Aku benci hal itu

Tanganku masih sama

Masih dapat menggambar

Memasak

Melemparkan pisau dengan benar

Dan yang paling penting, tangan ini masih bisa untuk tidak bisa menggapai kamu

Kamu bertanya apakah aku tahu berita itu

Dan aku menjawab tidak

Tentu saja tidak, duniaku telah direbut

Kamu, kembalilah pada pelukkannya

Tempat ini bukanlah panti yang menerima pemberi hati lalu hilang

Sekarang pergi, jauhilah aku

Sebab kakiku telah kotor dari abu dosa para penjahat di neraka

.
.

.

.

.

Tetapi kalau kamu sudah berani untuk menginjak abu yang sama, maka aku akan menampungmu kembali seperti anak yang kehilangan keluarganya.

***

Read her story!

Then stay safe, healthy, and happy!


Karya Sastra - Yizhan.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang