Mencintaimu adalah tugasku.
Memanjakanmu merupakan kewajibanku.
Bahagiamu adalah keharusan.
Dan terakhir, senyummu merupakan afrosdiak untuk hidupku.
Di sini, aku memandangmu. Dalam redupnya ruangan ini, engkau tertidur dengan pulasnya.
Bagaimana denganku? Tentunya aku hanya dapat memandangimu, tanpa berani membangunkanmu.
Memandangi mahluk hidup yang diciptakan oleh tangan Sang Abadi.
Lekukan tubuhmu yang terasa pas dan kedipan matamu telah diatur untuk menarik perhatianku.
Mahluk yang indah.
Xiao Zhan, begitulah kamu disebut.
Namun bagiku, kamu disebut kesayangan.
Jika kamu adalah benda pecah belah, mungkin aku telah menelanmu untuk memastikanmu aman.
Atau jika kamu adalah sebuah lukisan, maka aku akan mengabadikanmu dalam sebuah ruangan rahasia.
Namun kamu di sini dalam bentuk manusia yang bisa kumiliki.
Dapat kupegang secara nyata tanpa perlu mengandai-ngandai.
Selesai dengan imajiku mengenaimu, aku berpamitan.
"Sayang, aku akan pergi. Jaga baik-baik dirimu, karena belum tentu aku akan dapat kembali hari ini."
Setelahnya, kecupan terakhir pada hari itu kudaratkan.
Semarang, 10.45 malam, 9/08/2020, karya ini selesai dibuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Karya Sastra - Yizhan.
FanfictionIni merupakan puisi/karya sastra yang saya buat dalam waktu luang saya. Setiap chapter berisikan satu jenis karya sastra, dengan tema Yizhan. Saya harap kalian semua dapat menyukainya.