2-Agam Poiron Axtor

10K 591 33
                                    

"Aila? Lanjut kan penjelasan saya di depan tadi."

Perempuan dengan baju ketat itu menegakan punggung nya saat mendengar nama nya di sebut-sebut.

Kepala nya mendongak, menatap si guru muda yang sedang menatap nya dengan tajam di depan kelas.

Aila cengengesan, lalu menyenggol lengan sahabat nya yang duduk di samping nya itu dengan pelan lalu berbisik.

"Dah? Tadi ngejelasin apa?."

Indah, sahabat nya pun hanya menggeleng tak tahu.

"Gue dari tadi bengong." Sahut Indah berbisik.

Aila menepuk jidat nya pelan, ia lupa jika sahabat nya ini otak 11-12 dengan dirinya. Percuma jika ia bertanya juga.

"Aila, Saya minta kamu je—"

"Hukum aja deh pak." Keluh Aila dengan wajah memelas.

Guru dengan stelan Kemeja putih nya itu menatap Aila dengan datar.

"Kalian, kerjakan saja soal nomor 4-10 , dan kamu Aila. Ikut saya ke lapangan, sekarang!." Ucap nya tak terbantah.

Aila mengangguk kepala nya girang laku mengikuti langkah guru itu dengan senang.

Saat sampai di lapangan, Aila di buat melongo dengan suruhan Guru muda itu.

"Pungut semua sampah di lingkungan sekolah ini."

Aila menggeleng keras, lalu menatap kuku nya yang indah itu dengan pandangan lesu.

"Pak, yang lain ya?." Pinta Aila memelas.

Guru itu menggeleng tegas.

"Saya mau, kamu lakukannperintah saya Aila!."

"Pak Agam.."

"Kalau begitu, kamu dapat SP unt—"

"E—eh iya pak iya, ini saya pungut." Ucap Aila lalu memungut sebagian sampah yang berserakan di dekat nya dengan raut wajah jijik.

Sekitar 10 menit, Agam terus memperhatikan seksama Aila yang sedang memunguti sampah di sekeliling nya.

Aila mendekat, "Pak, perut saya sakit. Udah dulu ya?." Rayu nya dengan wajah memelas.

Agam yang memang tak bisa melihat Raut kesakitan perempuan hanya bisa mendengus lalu mengangguk pelan.

"Aila! Kalau masih kamu ulangi, saya tidak akan menjamin kamu dapat nilai bagus di rapot untuk pelajaran saya."

"Iya, Pak Agam." Sahut Aila dengan suara menggoda.

Agam mendengus, banyak sekali anak murid nya yang menggoda dirinya secara terang-terangan tanpa rasa malu. Umur nya saja masih 22 tahun. Wajah nya yang terlihat seperti anak SMA pada umum nya membuat Siswi di sekolah tempat ia mengajar ini banyak sekali yang mendekati nya.

Tuk!!

"Aw, shit!." Ringis Agam saat sebuah botol sedang mendarat dengan kencang dari atas ke dahi nya.

Aila juga sama terkejut nya.

"Pak Agam! " Teriak Aila heboh lalu mendekati Agam dengan wajah panik.

Saat tangan nya ingin menyentuh dahi Agam, tangan Aila di tepis kasar.

"Jangan sentuh saya."

Aila memundur kan langkah nya.

"T-tapi itu sakit pak."

"Saya tau." Sahut Agam ketus lalu menatap ke arah atas dimana botol itu terjun bebas ke bawah.

Young mommyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang