9-Rumah baru

8.7K 503 9
                                    

Terik matahari menyilaukan kedua pasangan yang berada di ranjang itu dengan terang. Kasur dengan guling di tengah nya membuat kasur itu terlihat penuh. Tentu saja itu permintaan Zela agar Agam tak macam-macam pada dirinya saat itu. Agam pun tak masalah, ia tak mengeluarkan protes nya dan menuruti kemauan Zela tanpa mau berdebat panjang.

Untuk sekolah, Zela sudah di beri izin oleh pihak sekolah selama 3 hari untuk melakukan cuti sehabis pernikahan nya berkat bantuan Agam sendiri. Apalagi sekolah Garuda itu milik papanya Agam—Adrian.

Di sana Mata Zela menyipit kala ia membuka mata nya. Di lihat nya ruangan itu dengan seksama, ia lupa jika dirinya kini sudah menyandang status sebagai—istri seorang guru di sekolah nya. Pernikahan mereka di laksanakan di sebuah gedung yang mewah, dan tentu mereka menyewa sebuah kamar hotel untuk beristirahat.

Wajah Zela menatap Agam yang masih memejam kan mata nya dengan nyenyak, Zela sempat terkejut melihat dada bidang Agam yang terekspos dengan jelas.

Cakep banget perut nya, Gumam Zela dalam hati.

"Pagi."

Zela membuang pandangan nya ke samping saat Agam memergoki nya yang sedang menatap indah perut Agam.

"Kenapa? Mau pegang?"

Sontak Zela mendelik menatap Agam dengan tajam, "Gak." Balas Zela ketus.

Agam mengangkat satu alis nya dengan wajah yang datar. "Kamu bahkan pernah megang lebih dari ini."

Pipi Zela memanas, tentu saja karena ucapan Agam yang ia tahu menuju ke arah mana. Sungguh, Agam membuat nya sangat malu saat ini.

"B-bapak jangan ngomong sembarangan deh!"

"Bapak lagi..." Lirih Agam malas lalu mendengkus keras.

Sontak Zela terkikik, "Mas, hehe maaf deh lupa."

"Kita bakal pindah hari ini."

"Hah?!" Kata Zela bingung.

Agam menidurkan badan nya miring menghadap ke arah Zela dengan tangan kiri yang menjadi bantalan nya.

"Kamu mau nginap di hotel terus?"

Zela menggeleng.

"Makanya, saya mau bawa ke rumah saya."

"Kita tinggal sama mama?"

"Kenapa? Keberatan?"

Gelengan keras Zela tunjukan di hadapan Agam, justru ia senang karena mungkin ia tidak akan canggung-canggung an dengan Agam jika tinggal berdua.

"Engga, Saya cuman nanya aja. Lagian saya senang kalau begitu saya ounya teman di rumah." Jelas Zela.

"Tapi, sayang nya kamu salah. Saya punya rumah sendiri, jadi kita gak mungkin tinggal di rumah Mama."

Bibir Zela mencibir kecil, sangat kecil agar Agam tak melihat bibir nya yang tengah menggerutu sebal karena Agam.

"Yaudah." Balas Zela seadanya.

"Sebentar."

Agam bangkit dari tidur nya lalu berjalan tergesa-gesa. Ia mengambil kaos nya lalu mengambil sebuah Tupperware di kursi dengan cepat. Dengan telaten ia mengambil sebuah termos di ujung kursi kemudian membuat kan sesuatu.

Tentu saja semua itu tak lepas dari pandangan Zela. Apa yang ingin di buat dengan pria itu? Pikir nya heran.

"Nih." Zela terhenyak saat segelas susu berwarna putih ada di hadapan nya. Tepat nya tengah di sodorkan di depan nya. Ternyata itu susu hamil!

Young mommyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang