Dua bulan berlalu.
Semua insiden yang menimpa Zela sudah berlalu, tidak di pusingkan oleh Zela. Karena Zela yakin dirinya tidak mungkin hamil, buktinya? Sudah dua bulan dirinya tidak ada tanda-tanda hamil bukan? Tidak ada yang perlu di khawatir kan disini.
Agam pun sama, dia sudah mulai biasa saja saat bertemu Zela. Seolah-oleh tidak terjadi apa-apa antara Zela dengan dirinya. Ia juga sibuk dengan urusan kantor dan urusan sekolah nya saat ini.
"Met, gue kepengen Kue putu." Ucap Zela lirih membayangkan kue putu yang ia makan sekarang.
Meta kembali menghela nafas, keinginan Zela selalu saja aneh-aneh. Bahkan saat jam pelajaran pun dirinya kerap minta di belikan soto betawi karena rasa ingin memakan nya yang memuncak.
Rasanya Meta seperti mengurus ibu hamil saja.
"Nanti aja. " Bisik Meta menyahuti lalu menatap papan tulis lagi dimana guru sedang menjelas kan pelajaran di sana.
"Pengen sekarang!." Kesal Zela.
"Nanti Ze."
"Ih, gue pengen banget."
"Nanti kita beli."
"Jahat banget sih lo?." Suara Serak Zela membuat Meta menoleh lalu mendengus melihat mata Zela yang sudah berkaca-kaca.
"Kok lo jadi cengeng banget sih?." Ujar Meta geram.
Zela semakin tak bisa mengontrol air mata nya, ia menatap Meta dengan kesal lalu bangkit keluar dari kelas. Tentu guru yang mengajar pun heran melihat Zela yang keluar tanpa pamit terlebih dahulu.
Sedangkan Meta mengehela nafas, membiarkan Zela yang keluar kelas. Ia enggan membujuk nya karena Zela membuat dirinya bingung. Pikir Meta, Zela itu seperti seorang wanita hamil yang labil. Tapi mana mungkin bukan jika sahabat nya itu hamil?
"Kamu gak menyusul met?." Tanya Guru itu heran. Biasa nya dua sejoli itu selalu menempel erat bak prangko tapi sekarang terlihat acuh.
"Biasa bu, bawaan anak." Ucap Meta asal lalu menelungkap kan kepala di meja.
Semua melongo menatap Meta terkejut lalu berbisik.
Serius, Zela hamil?
Anak siapa anjir?
Sedangkan di luar sana, Zela menghentakan kaki nya kesal lalu menuju ruang kepala sekolah. Tidak tau kenapa dia hanya ingin ke ruang kepala sekolah.
Tangan Zela langsung membuka knop pintu itu dengan cepat membuat dirinya di tatap terkejut oleh orang di dalam nya.
"Loh? Zela? Ada apa ke sini?."
Zela terdiam saat pak andi selaku kepala sekolah nya bertanya seperti itu. Dirinya pun bingung harus menjawab apa, di tengok nya lagi kesamping jika ada Agam yang juga menatap nya aneh.
"A-ada urusan sama Pak Agam." Ucap Zela gugup.
Semua mengangguk mengerti lalu meninggalkan ruangan, Agam hanya menatap Zela dengan alis terangkat.
"Saya rasa kamu gak ada urusan sama saya." Celetuk Agam setelah lama kedua nya terdiam.
Zela menggaruk tengkuk nya yang tak gatal lalu berucap membuat Agam terkejut dengan permintaan nya.
"Saya.. boleh minta elusin perut gak pak?." Tanya Zela ragu.
Agam semakin di buat kesal, "Maaf, jika tidak penting. Lebih baik kamu keluar!" Usir Agam.
Zela mendelik marah, "Sa-saya cuman minta di elusin aja perut nya! Bapak kok pelit banget?."
"Saya gak mau!."
KAMU SEDANG MEMBACA
Young mommy
Teen FictionMama?! di usia nya yang baru saja menginjak 17 tahun? Hanya karena insiden di sebuah club malam. membuat Anzela Shazma Yuranika itu berada di sebuah masalah besar. Dimana dirinya hamil, mengandung anak dari seorang pria yang sial nya adalah guru di...