3-insiden

10.3K 563 12
                                    

Dentuman musik yang keras terdengar sangat kencang di sana. Riuh-piuk suara orang berteriak heboh dengan badan yang berjoget-joget di tengah kerumunan. Kaki Agam melangkah memasuki sebuah club ternama di salah satu kota nya.

Pandangan Agam menyusuri area club itu lalu menemukan segerombolan sahabat nya yang duduk di pojok ruangan dengan tertawa kencang. Lalu menggerakan kaki nya menuju ke sana.

Terlihat botol-botol yang banyak terdapat di atas meja.

"Woi Gam!." Teriak seseorang dengan kencang.

Agam menoleh menatap ketiga sahabat nya yang tersenyum lebar ke arah nya. Refal, Edo, dan Raka.

"Sini Gam!." Teriak nya Edo sekali lagi.

Agam berjalan ke sana mendekati mereka dengan goda-godaan para jalang di sekitar nya.

Satu tangan tiba-tiba memeluk pinggang Agam dengan lembut juga benda kenyal yang menempel lengan kanan nya. Saat menoleh, Pandangan Agam mendapati Rebecca. Si jalang club ini, yang selalu di bicarakan akan ke elokan tubuh nya yang indah dan paras yang blasteran indo—amerika.

"Main sama Aku Gam?." Tanya Rebecca dengan suara sedikit mendesah dan juga elusan di dada bidang nya.

Dengan baju yang bertali juga di atas paha itu Rebecca menatap Agam dengan ganas. Lalu tangan Rebbeca bermain di daerah rahang nya dengan elusan menggoda.

Agam tersenyum, merengkuh pinggang Rebecca. Si partner sex nya untuk memuaskan hasrat nya sendiri selama setahun ini.

"Nanti ya Ca." Jawab Agam lalu hendak berjalan lagi tapi di cegah oleh Rebecca.

"Sekali aja." Pinta Rebecca dengan manja.

"Nanti, kamu tunggu di kamar biasa aja oke? Aku mau temuin Sahabat aku dulu."

Rebecca tersenyum girang, lalu dengan lembut ia mengecup bibir tipis itu.

"Aku tunggu di sana." Senyum Nakal Rebecca terlihat sebelum ia benar-benar pergi dari hadapan Agam.

"Waduh, baru dateng aja udah di deketin Rebecca nih." Celetuk Raka saat Agam yang sudah mendudukan bokong nya di sofa club itu.

Agam terkekeh menyahuti.

"Tau, si Agam perasaan di nemplokin Rebecca mulu. Gue yang dari dulu pengen ngerasain dia di tolak mentah-mentah tuh." Sambung Edo sambil mendengus.

Raka tertawa terbahak-bahak, "Elah Do, Dompet lo kurang tebel tuh."

Edo mendelik, "Gue ini Pengacara somplak! Mana ada pengacara semuda gue, cakep lagi. " Ucap nya Pd.

Ya, bisa di bilang umur mereka terlalu sangat muda untuk bekerja. Masing-masing mereka lulus dengan cepat karena prestasi mereka dari SMP. Agam—si CEO Perusahaan Axtor, Raka—si dokter bedah, Edo—si pengacara dan Refal—si polisi.

"Gam, suruh Rebecca main sama gue sih. Sekali-sekali napa." Pinta Edo dengan wajah memelas.

Tentu saja Agam terkekeh.

"Ya goda dia pake duit lo lah."

"Dia gak mau anjrit."

"Nasib lo itumah, lo kejelekan sih." Sahut Refal yang sedang memainkan ponsel nya.

Raka memberikan segelas kecil yang sudah terdapat minuman di sana, tentu di terima dengan senang hati Oleh Agam.

"Lo dari CEO bisa jadi guru Matematika itu gimana cerita Gam?." Tanya Raka penasaran.

Agam mendengus, "Mamah yang maksa, katanya gue kan pinter matematika jadi bantu orang dengan ngajar di sekolah Bokap."

Semua menganggukan kepala nya mengerti.

Young mommyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang