10-Kembali sekolah

7.6K 460 12
                                    

Sepasang sepatu hitam itu menapakan kaki nya di depan pintu gerbang sekolah nya dengan senyum mengembang, tidak sekolah selama dua hari membuat diri nya sangat rindu dengan suasana sekolah saat ini. Kepala nya menoleh menatap mobil pajero hitam yang masih terparkir di sebrang jalan dengan terkikik. Mengingatkan perdebatan nya dengan Agam sebelum ia sampai di tempat nya saat ini.

Mobil mereka melaju membelah jalanan yang sedang padat itu dengan sedikit tergesa karena Zela yang terus berceloteh kesal. Sungguh, saat ini Agam pun ingin menendang Zela keluar dari mobil nya karena tidak kuat mendengar ocehan gadis yang sudah menyandang status menjadi istri sah nya sekarang.

"Gara-gara bapak sih! Jadi nya telat kan!"

Lihat? Sekarang Zela sudah mengeluarkan omelan nya lagi membuat Agam menghembuskan nafas nya jengah.

"Maaf ya." Balas Agam dengan datar.

Zela mendelik menatap wajah Agam dengan raut wajah yang tidak bersahabat, "Udah tau salah! Bukan nya minta maaf!"

Agam seketika terdiam dengan kikuk, jadi? Yang barusan ia bilang apa? Mengapa wanita hamil selalu membuat dirinya kewalahan! Bahkan seperti nya, saat Rena—mantan isteri nya saat hamil tidak seperti Zela ini!

Tadi malam memang mereka tidur agak malam karena menonton film horor bersama. Sangking seru nya menonton Zela lupa jika dirinya akan bersekolah besok, dan tiba saat pagi hari. Dan benar saja, Zela yang biasanya bangun pagi kini kesiangan. Lebih parah nya lagi Agam pun ikut kesiangan, dan jadi lah mereka bergegas dengan cepat karena 15 menit lagi gerbang di tutup.

"Lain kali, Mas kalau mau nonton sendiri aja." Ketus Zela. Agam semakin bingung di buat nya, kosa kata yang Zela lontarkan ke dirinya selalu berubah-ubah, tadi Bapak dan sekarang sudah Mas lagi.

"Iya." Balas Agam seadanya.

Hal itu memicu emosi Zela secara tiba-tiba, lantas ia berteriak kesal hingga Agam terjingat kaget.

"MAS KOK GITU BANGET SIH?!"

Agam memejam kan mata nya sesaat lalu memfokus kan pandangan nya lagi ke arah jalanan karena saat ini ia sedang menyetiri mobil nya. Agam tak mau jika nanti terjadi sesuatu hal yang tidak ia inginkan.

Baru saja tiga hari pernikahan nya dengan Zela, Agam sudah di buat pusing oleh sikap Zela. Dirinya semakin kesal saat Zela terus menyalah kan nya ini itu dan membentak nya terus menerus. Bahkan jika ia menjawab dengan sentakan kecil Zela akan membalas nya dengan isak tangis yang kencang.

"Saya salah apa lagi?" Tanya Agam jengah lalu menepikan mobil nya di pinggir jalan sementara, itu membuat Zela kembali melotot kesal.

"Kenapa berhenti? Mas! Aku gak mau telat sekolah ya!" Kosa kata Zela berubah berganti Aku-Kamu tanpa sadar. Agam menaikan satu alis nya.

"Biarin, saya pemilik sekolah itu."

"Masalah nya, aku anak murid di sekolah itu!"

"Terus?"

"Aku gak mau ya Mas! Nanti di suruh bersihin toilet, nyapu halaman sekolah! Di jemur selama 2 jam! Dan lebih parah nya aku gak mau di suruh lari keliling lapangan!" Cerocos Zela tanpa henti.

Hembusan nafas Agam terdengar kasar, ia menatap Zela dengan sabar. "Gak ada yang berani menghukum kamu."

Mata Zela menyipit menatap Agam dengan raut wajah meremehkan. "Mas ini sok tau banget sih!"

"Kamu lupa? Saya yang mengatur sekolah dan semua guru di sana."

Sontak Zela membenarkan ucapan Agam di dalam hati, tentu saja bisa. Karena Agam adalah pengendali di sekolah itu, bahkan guru pun segan oleh Agam baik guru itu tua maupun muda.

Young mommyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang