"Club?."
Perempuan dengan pakaian urakan itu duduk di kursi usang sekolah nya. Menatap tawaran teman nya itu dengan menimang-nimang.
"Kenapa Ze? Takut sama cowok lo itu tuh?." Tanya Perempuan sebahu itu-Meta.
Anzela, perempuan berambut hitam panjang itu terkekeh meremehkan, menatap teman nya dengan pandangan tak percaya.
"Helloww, dia cowok gue doang. Bukan tuhan, kenapa harus gue takutin?." Ucap Zela remeh.
Meta tersenyum girang.
"Oke, kita party malam ini? Gimana?."
"Oke!" Final Zela dengan wajah meyakin kan.
Tapi dalam hati Zela merutuki dirinya, baru kemarin diri nya kena amuk karena ketahuan pulang dari club dengan papa nya sendiri. Hari ini, dia akan mengulangi kesalahannya yang kemarin.
Meta mengeluarkan sebuah benda di di kantung rok sekolah nya, lalu menyedot nya yang mengeluarkan asap. Itu, Vape.
Saat ini Meta dan Zela sedang berbolos Ria di Rooftop sekolah nya dengan santai tanpa rasa takut akan di hukum oleh guru mereka. Toh, Orang tua mereka donatur sekolah disini juga.
"Btw, Lo serius pacaran sama riko?." Tanya Meta memecah keheningan yang melanda.
Zela mendengus kencang, "Lo percaya kalau gua suka beneran sama dia?."
Gelengan kepala dari Meta membuat Zela terkekeh.
"Yaudah itu jawaban nya."
"Heran gue, Apasih yang lo incer dari si Riko? Muka aja pas-pas an." Ujar Meta heran.
"Dompet nya good looking bos." Sahut Zela lalu terkekeh.
Meta memutar bola nya malas, padahal Meta sangat yakin jika Papa nya Zela sangat sanggup untuk memberikan anak nya uang berapa-pun itu.
Tapi Zela tetap Zela yang suka seenak nya dengan pria mana pun.
"Elah, kurang kerjaan."
Zela mengangkat bahu nya acuh, kemudian bangkit ke arah pembatas Rooftop sekolah nya yang menyajikan pemandangan sekolah mereka yang luas.
Sedangkan Meta langsung merebahkan dirinya di sofa Usang itu lalu manaruh benda kesayangan nya itu di Rok nya kembali.
Pandangan Zela terhenti saat melihat seorang guru muda yang tengah menghukum murid perempuan di tengah lapangan. Raut wajah nya yang tegas membuat perempuan yang sedang di hukum itu bukan nya terlihat kesal malah terlihat kegirangan saat di hukum.
"Aila! Kalau masih kamu ulangi, saya tidak akan menjamin kamu dapat nilai bagus di rapot untuk pelajaran saya."
Terdengar Nada yang tegas di bawah sana di telinga Zela. Zela mengangkat satu alis nya, kemudian menompang dagu nya memperhatikan guru itu dari atas.
Aila, si mahasiswi yang tenar akan kecentilan nya itu mengangguk dengan tersenyum malu-malu.
"Iya, Pak Agam." Sahut Aila dengan suara menggoda.
Zela terkekeh geli dari atas.
Ide jahil nya muncul saat melihat botol kosong dengan sedikit air menganggur di pojok Rooftop nya.
Tangan nya meraih botol itu, kemudian menatap ke arah Aila dan Guru yang masih saja berbincang itu dengan senyum licik nya.
Dengan keras dari atas ia melempar botol itu ke bawah.
Tak!!
Zela langsung menunduk bersembunyi agar tidak ketahuan jika dirinya yang melempar botol itu.
"Aw! Shit!."
Mata Zela membulat ketika mendengar suara ringisan pria dan juga pekikan perempuan yang terdengar kencang.
"Pak Agam! "
"Mampus gue." Gumam Zela panik. Seperti nya botol yang ia lempar salah sasaran.
"SIAPA DI ATAS? MENGAPA MELEMPAR BOTOL SEPERTI INI HEH?! TIDAK SOPAN!" Teriak Guru itu dengan kencang.
Dengan mengendap-endap, Zela mendekati Meta yang sudah memejam kan mata nya untuk tidur. Goyangan di tubuh Meta membuat Meta berdecak karena terusik.
"Engghh, diem Zel." Lenguh Meta kesal.
Zela semakin panik karena dirinya di teriaki untuk turun sebelum guru itu yang naik ke atas.
"Ssttt, Met. Kita pindah tempat, ada guru yang mau ke sini. Ayok!" Jelas Zela menarik paksa Meta untuk bangun.
"Kenapa?"
"Pak Tarjo mau ke sini." Bisik Zela membuat bola mata Meta seketika terbuka dengan lebar.
"Apa?! Ayok Zel! Ayok!." Ajk Meta panik yang setengah sadar membuat Zela terkikik geli.
Pak Tarjo, guru BK yang sudah tua. Yang selalu saja menganggu Meta dan menawarkan Meta untuk menjadi istri ke-empat nya berulang-kali. Itu lah yang membuat Meta takut jika bertemu guru gila itu.
Mereka bangkit lalu berjalan ke pintu Rooftop yang menuju ke lantai bawah.
Sial nya, karena berdiri. Tubuh Zela dan Meta terlihat jelas dari bawah membuat guru itu memincingkan mata nya menatap ke ataa dengan kesal.
"HEY KAMU! TURUN SEKARANG!"
Zela membulat kan mata nya lalu berlari mendahului Meta dan meninggalkan Meta yang masih linglung.
Kaki Zela langsung menuju kelas nya.
Duk
"Aduh, maap-maap. Gue gak sengaja." Ujar Zela saat dirinya tak sengaja menabrak salah satu guru di sana.
Guru yang memakai hijab itu hanya tersenyum memaklum kan, "Iya, gapapa nak. Lain kali Hati-hati."
Zela mengangguk singkat.
"Maap ya bu." Ucap Zela sekali lagi lalu berlalu dari sana.
Sedangkan guru itu hanya menatap punggung Zela dengan menggeleng kan kepala nya heran.
"Dasar anak muda."
----
KAMU SEDANG MEMBACA
Young mommy
Teen FictionMama?! di usia nya yang baru saja menginjak 17 tahun? Hanya karena insiden di sebuah club malam. membuat Anzela Shazma Yuranika itu berada di sebuah masalah besar. Dimana dirinya hamil, mengandung anak dari seorang pria yang sial nya adalah guru di...