7-Kunjungan di rumah

7.5K 558 17
                                    

Zela menghembuskan nafas nya dengan memijat kaki nya yang terasa pegal. Sekarang, sudah pukul 5 sore dan baru saja ia pulang dari sekolah nya. Keadaan nya yang terlalu cepat lelah membuat Zela menggerutu melihat dirinya yang selemah ini.

Tangan Zela mengelus perut nya yang masih rata itu dengan lembut, senyum nya bahkan terbit dengan sendiri nya.

"Maafin bunda nak.." Gumam Zela lirih.

Zela merebah kan punggung nya ke kasur yang empuk itu. Memikir kan ini saja sudah membuat dirinya pusing. Zela bingung dengan keputusan Agam yang selalu berubah-ubah.

Mengapa juga Agam memaksa nya untuk aborsi? Se hina itu kah anak mereka? Zela menghela nafas lalu  mengecek ponsel nya, melihat pesan yang masuk di sana.

Tangan nya membuka pesan Meta yang baru saja masuk.

Meta
Zel, tadi gue ngeliat. Ada orang yang ngikutin lo pas lo pulang.

Dahi Zela mengekerut bingung, siapa yang mengikuti dirinya? Apa Meta sedang menakut-nakuti dirinya?

Zela
Bercanda lo garing

Meta
Ngapain gue bohong? Dia pakai baju hitam sama kaca mata hitam.

Zela semakin di buat bingung dan di buat takut oleh pesan Meta.

Zela
Met, jangan bikin gue takut dong.

Zela meletakan kembali ponsel nya di kasur, enggan melihat pesan Meta yang baru saja sampai. Dirinya tidak ingin hati nya ini di buat takut oleh pesan-pesan Meta yang menurut nya ngawur.

Dirinya meraba nakas mencari benda yang selama ini ia sembunyikan. Testpack yang ia taruh di laci meja nya.

Tangan Zela seketika berubah panik saat tidak menemukan yang ia cari di dalam sana. Seluruh laci di ruangan nya sudah ia bongkar, wajah Zela menunjukan raut panik yang kentara. Siapa yang datang ke kamar nya? Apa ada yang mengambilnya?

Zela ingat betul jika Testpack itu ia letakan di laci meja nya. Tidak ada pembantu rumah nya yang berani memasuki kamar nya karena Zela meminta mereka untuk tidak masuk tanpa seizin nya. Di rumah ini, hanya ada Papanya dan Dirinya sendiri. Seketika Zela teringkat kepada papanya.

Hendak berdiri tapi Zela urungkan ketika pintu di buka dengan pelan. Di sana, terlihat Satrio—Papa nya yang berdiri dengan raut wajah yang memerah juga mata yang Ber kaca-kaca?

"Pa, tad—"

"Kamu mencari ini?"

Zela terdiam melihat benda yang ia cari berada di tangan Satrio. Sedangkan Satrio menatap nya dengan kecewa.

"Apa maksud nya Ze?" Tanya Satrio serak mendekati anak nya itu dengan tatapan yang sedih.

"Siapa yang hamil?" Lagi, Satrio bertanya lagi tetapi Zela tetap tidak bisa menjawab.

"Jawab Ze!" Bentak Satrio.

Zela tersentak menatap wajah Papa nya dengan raut wajah yang ingin menangis.

"Zela, Pa."

Satrio seketika luruh berlutut di depan Zela membuat Zela panik.

Young mommyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang