15. Drop

1.3K 161 24
                                    

Sejak kembalinya Rosie kekehidupan Jaehyun, banyak hal berubah. Jaehyun jadi jarang dirumah dan selalu sibuk saat gue hubungi. Tapi dia sangat posesif kala gue bilang mau jalan sama temen cowok. Padahal gue juga gak ngelarang dia pergi kemana aja, mau dia melakukan hal yang iya-iya ataupun apapun. Kita udah sama-sama dewasa, tau mana yang baik dan mana yang enggak.

"Stres banget ya bu itu wajah?"

Ditempat kerja pun gak fokus, pikiran gue bercabang. Mana sekarang kafe rame banget dan butuh bantuan gue juga.

"Pusing gue Joy, kenapa ya gak pernah mulus kisah cinta gue."

"Udah pas ngejarnya setengah hidup, sekarang udah pacaran juga struggle-nya setengah mati." dengus gue

Joy mendekat, kemudian menepuk punggung gue pelan. "Gue udah bingung, gak tau harus kasih advice apalagi. Tapi— pesan gue, jangan yang terus-terusan membuat lo sakit. Buat apa? Kalau udah gak sehat, dan gak bisa dilanjutkan ya udah."

"Kadang kita harus dipertemukan dengan orang yang salah dulu sebelum bertemu orang yang tepat. Tinggal menunggu waktu itu datang Jen. Semangat!"

"Thank you Joy, gue istirahat sebentar ya. Abis itu gue bantu-bantu lagi didepan." izin gue

Joy mengangguk, "Santai, masih ada gue, Sana dan Chungha jadi super aman. Gue ke depan dulu."


Harusnya gue gak terbuai sama kata-kata Jaehyun saat kesepian dan jatuh ke lubang yang sama. Semakin dipaksakan, hubungan kami semakin gak sehat. Hanya membuat lelah fisik dan mental.

Saat ini gue lagi gak enak badan, lesu banget dan maunya tiduran. Ini aja istirahat diruangan pegawai, saking malas pulang.



"Jen, pucat banget wajah lo! Pulang aja, atau mau ke rumah sakit?" tiba-tiba datang Sana menghampiri gue.

"Gak tau nih gue pusing banget, lesu juga." balas gue

Sana langsung mendekat ke arah gue, "Udah deh gue antar ke dokter ya. Daripada semakin parah, mending periksa sekarang." ujarnya

Gue pasrah, lagian gue udah gak sanggup sendirian buat pergi. Hari ini badan gue beneran gak bisa diajak kompromi.

"Hm, thank you ya San. Malah ngerepotin bukannya bantuin."

"Apa sih, jangan ngomong gitu. Gak ada orang yang pengen sakit." balasnya

Bersyukur punya sahabat-sahabat yang super baik dan peduli. Bahkan dikeadaan gue kayak gini.



"Joy, Chung, gue antar Jennie ke dokter ya?"

Joy sama Chungha malah menghampiri kami berdua.

"Chungha lo ikut mereka, jadi kalau ada apa-apa langsung kabarin. Biar kafe gue yang handle." tutur Joy

Gak lama Chungha buka celemeknya lalu mengikuti gue dan Sana menuju mobil.

"Banyak pikiran sih lo akhir-akhir ini. Sampai lupa makan, lupa tidur." protes Chungha

Gue cuma senyum, mereka tau kebiasaan gue beberapa bulan terakhir ini.

"Yeh, malah senyum lo."

"Ya lucu aja Chung, lo perhatian juga." canda gue

Chungha menatap gue kesal, "Astaga ini anak. Gue beneran khawatir, pola hidup lo gak sehat. Gara-gara Jaehyun ini."

"Udah ah kenapa berantem? Jagain Jennienya Chung, gue ngebut nih." sanggah Sana sembari fokus menyetir.




Sesampainya di rumah sakit, gue langsung masuk Instalasi Gawat Darurat. Lalu Chungha kebagian mendaftarkan gue dan menghubungi Joy. Sana menemani gue dan menjelaskan keluhan gue akhir-akhir ini ke dokter.

Be Silent [Jennie X Jaehyun NCT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang