12. (Not) Meant to be

1K 160 43
                                    

Hari ini hari istimewa, gue bisa melihat Jaehyun pakai setelan jas rapi. Dia ganteng banget, bersiap naik ke pelaminan. Enggak nyangka hari ini datang juga, dan dia bakal jadi seorang suami.

Beberapa tahun lalu, gue masih mengejar dia. Jatuh bangun dengan perasaan yang gak tau bagaimana akhirnya. Tiba-tiba, sepulang gue dari Singapura— Jaehyun mendatangi gue dan mengatakan hal-hal diluar dugaan. Banyak hal berubah termasuk perasaan gue dan Jaehyun.

Kita tumbuh lebih dewasa dan memahami keadaan. Gue gak bisa memaksakan agar Jaehyun membalas perasaan gue seperti gue menyukai dia dulu. Rasanya jika mengingat kelakuan gue di masa lalu, malu. Kenapa gue sesuka itu sama dia? Gue sering nangis apalagi saat dia dan teman-temannya membicarakan gue. Baik secara fisik, ataupun sifat. Dan berakhir membuat gue tidak nyaman.

Gue pikir setelah melewati banyak hal dan mencoba memulai semuanya dari awal, bakal baik-baik aja. Gue dan Jaehyun bisa bersatu dan menjalin hubungan yang gue impikan dulu.

Tapi ternyata takdir berkata lain. Setelah gue dan Jaehyun sempat berpacaran beberapa bulan, gue menyerah. Perasaan gue sudah tidak sama lagi, dan banyak faktor yang membuat kami berdua terus bertengkar. Kesalahpahaman dan keegoisan masing-masing semakin memperkeruh suasana.

Lalu tiba-tiba ada momen dimana Jaehyun membahas kejadian di masa lalu dan menjadikan hal tersebut topik pertengkaran kami. Lalu gue dan Jaehyun memutuskan untuk mengakhiri hubungan kami.

"Jaehyun ganteng banget."

Gue melirik ke arah Joy yang meremat baju gue gara-gara ngeliat Jaehyun lewat.

"Are you okay Jen?" tanya Chungha

Gue gak tau perasaan gue gimana. Tapi ngeliat Jaehyun sekarang, dia terlihat baik-baik aja.

"I'm really okay." balas gue

Hari ini hari pernikahan Jaehyun dan Rosie, mantannya dulu. Cewek yang pernah gue liat saat Jaehyun mengabaikan gue dan tiba-tiba ia tersenyum manis saat ada cewek dari sekolah lain muncul.

"Harusnya lo gak usah datang, biar kita aja wakilin." ujar Sana

Gue menggelengkan kepala tidak setuju, "It's okay, aku emang pengen datang ke pernikahan dia kok. I'm happy for him." jelas gue

"Ternyata setelah berjuangan beberapa tahun terakhir dan mencoba memperbaiki keadaan, gue sama Jaehyun emang enggak berjodoh. Meski kesempatan terbuka lebar, pada akhirnya gue gak bisa bersama dia. We aren't meant to be."

Tuhan punya rencana lain, apa yang sudah gue rencanakan selama ini mungkin memang bukan yang terbaik.


☀☀☀

Gue, Joy, Chungha dan Sana ikutan mengantre untuk mengucapkan selamat kepada Jaehyun dam Rosie. Meski tangan gue gemetar, dan jantung gue berdebar lebih cepat- gue harus bisa dan siap. No more Jaehyun, no more pain, no more false hope.

"Jen, lo beneran gak apa-apa?"

Gue menganggukan kepala dan mengantre lebih dulu. Biarin gue yang pertama ketemu biar gue bisa langsung pergi, lari dari kenyataan.

Munafik, meski gue udah gak ada perasaan, gue udah merelakan dia bersama orang lain. Tapi hati gue merasa sedikit sakit, karena gue salah mengejar.

Mata gue dan Jaehyun bertemu. Dia senyum saat liat gue jalan kearahnya. Gue beneran mau nangis, apalagi saat mengingat janji dia yang katanya bakal menjaga gue. Meski gue sendiri enggak yakin.

"Happy Wedding Jaehyun! Bahagia selalu dan diberkati untuk kalian berdua. Rosie selamat ya, I'm happy for both of you. Ditunggu ponakan-ponakan gemesnya." ujar gue

Be Silent [Jennie X Jaehyun NCT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang