Samudra || Chapt 1

47 16 6
                                    

SMA GARUDA JAKARTA

Sekolah dengan fasilitas tinggi dan termasuk sekolah ternama di Jakarta.

Sekolah ini telah menjadi saksi tentang hubungan Samudra dan Rania

Samudra adalah lelaki yang derajatnya lebih tinggi dari siswa yang lainnya. Tidak, ia bukan anggota osis ataupun ketua dari beberapa organisasi di bidang sosial atau sebagainya. Ia merupakan laki-laki tertampan dan merupakan anak dari seorang pengusaha hebat. Tak salah jika ia terkenal. Namun sayang, ia selalu saja melanggar peraturan yang ada. Baginya peraturan adalah penjara dan neraka terbesar dan surganya adalah melanggar peraturan tersebut

Hari ini seperti biasa ia datang terlambat

08.30 wib

Tertera di jam tangan milik lelaki itu. Ia melajukan motornya membelah kota Jakarta yang terkenal macet. Semua orang memaki dan merutukinya bahkan menyumpahinya setiap kali ia berusaha menyalip motor atau mobil yang ada di depannya dengan sangat cepat

Bukan Samudra namanya jika tidak bisa membuat orang emosi atau naik darah

Berbeda lagi dengan gadis yang satu itu. Ia malah semakin senang jika Samudra mau mengganggu ataupun memakinya

Samudra melihat pagar telah di kunci. Seperti biasa, ia akan memutar balik dan lewat jalan belakang. Mungkin akan menyusup

Samudra melacak apakah semua terlihat aman saat ia melompat.

"Sam, gue di sebelah nih, gue tau lo pasti di sebelah. Lompat skarang, kondisi aman terkendali" ujar Jose

"Lu tau aja" ujar Samu

Samudra mulai menggapai tembok dan mengangkat sebelah kakinya lalu lompat

"Thanks," ujar Samu menepuk pundak Jose

"Sam biasa," ujar Jose

"Dasar lu, ga pernah lupa," ujar Samu memberi uang di sambut tawa ringan oleh Jose

Sesampainya ia dikelas Samu melihat teman-temannya tengah berdiri di lorong sekolah. Hal biasa, jika tidak mengganggu para gadis itu bukanlah teman Samu

"Eh bos, lo telat lagi? Hadeh pasti bangun telat nih bocah," ujar Jevan

"Tuh lo tai tuh," ujar Samu sambil tertawa renyah

"Eh, Nan ada Zakia noh," ujar Jose menyenggol sikut Keinan

"Hmm," ujar Keinan

Keinan sangat menyukai Zakia. Ia selalu ingin mendekati Zakia namun Keinan terlalu dingin untuk mengungkapkan perasaannya.

Hanya Samu dan ketiga sahabatnya yang mengetahui hal ini

"Hay manis," ujar Jevan mengedipkan mata nya

"Idih gue rasa kucing juga enek liat lo," ujar Zakia jijik di sambut ledekan dari Jose dan Radit

Keinan tersenyum. Namun senyumnya hanya tipis hanya saja tidak terlihat oleh siapapun

"Dia mau nya sama gue yakan Kia?" ujar Radit menggoda

"Enek gue liat muka playboy kaya kalian. Liat noh Keinan sama Samu dari tadi diem bae kagak kaya lu pada" ketus Zakia

Keinan menatap sekilas kearah Zakia 'makin debar nih jantung gue gara lu' batin Keinan

"Kiaaaa!!" teriak seorang gadis di ujung lorong sambil berlari kecil

Siapa lagi kalau bukan Rania?

Rania Anastasya. Gadis cantik yang memiliki pupil mata berwarna coklat cerah dengan kulit putih cerah dan rambut hitam lebat. Gadis ini memang merepotkan

Zakia berbalik melihat siapa yang memanggil namanya "Ran, lu bisa gak ga usah teriak?" tanya Zakia kesal

"Huft huft huft sebentar," ujar Rania mencoba menarik nafas

Rania mendongak dan mendapatkan Samudra tengah bermain dengan handphone nya

"Eh, ada masa depan aku disini," ujar Rania mendekatkan tubuhnya kearah Samudra

Samudra merasa risih namun ia akan terus bermain dengan handphonenya

"Hay masa depan!" ujar Rania tersenyum lembut

"Kok diem aja sih? Sam masa depan kamu ada di sini!" geram Rania sambil melayangkan tangannya tepat di depan wajah Samudra

Samudra berdecih "Lo bisa gak sih gak ganggu gue sekali aja?" sarkas Samudra

"Jawabannya.. enggak," ujar Rania singkat "Karna Samu itu pacar masa depan Rania..." ujar Rania memanyunkan bibirnya

"Neng Rania, daripada sama Samu mending sama Radit aja" ujar Radit genit

"Ih, ga mau! Rania maunya sama Samu bukan sama Radit!" ujar Rania

"Cewek aneh!" ketus Samu sinis

"Gapapa deh kalo anehnya cuman ke Samu doang," ujar Rania senyum ramah

"Ran, kelas yuk!" ajak Zakia

"Kia duluan aja deh nanti Rania nyusul," ujar Rania masih menatap wajah tampan Samu

"Gantengnya masdepku," gumam Rania namun masih bisa di dengar orang sekitar

"Masdep? Apatuh?" tanya Jose penasaran

"Masa depan," singkat Rania di balas dengan telunjuk Samu menempel di dahi Rania

"Mimpi lo," ujar Samu singkat lalu pergi dan di susul oleh teman-temannya menuju kelas

"Gapapa deh kalo mimpi, kata orang mimpi bisa jadi kenyataan loh!" ujar Rania dengan suara keras

"Serah," ujar Samu

"Samu jangan suka sama yang lain ya! Kalo suka sama Rania gapapa deh!" teriak Rania melihat Samudra semakin jauh

"Ran ayo," tarik Zakia

Di kelas bukannya belajar Rania malah memikirkan cara agar dekat dengan Samudra

Begitu banyak yang menyukai Rania. Banyak yang mengungkapkan rasa bahkan tak segan-segan mengirim bunga ke rumah Rania. Namun tak satu pun dari mereka di terima oleh Rania. Bukan karena Rania tidak berprikemanusiaan, namun baginya jika hatinya bukan untuk lelaki itu, untuk apa di paksa? Rania tak mau memberikan harapan yang nantinya akan hancur. Ia hanya menyukai Samu. Hanya Samu dan cuma Samu. Bagi nya Samu spesies langka yang hanya tinggal satu-satunya.

"Kia, menurut lo gue kasih apa ya ke Samu?" tanya Rania

"Kasih permen aja," sarannya menyodorkan sebungkus permen

"Gue serius! Ga mungkin gue kasih permen kedia" ujar Rania kesal

"Ada apa sih?" tanya Dira menghampiri

"Tuh temen lu bucin," tunjuk Zakia melihat Rania yang tersenyum sendirian menatap dinding kosong

"Samu lagi nih pasti," ujar Dira menggeleng

"Hufttt... Ran, lo ga cape apa ngejar Samu?" tanya Dira

"Enggak, Samu itu kesayangan Rania dan Rania ga akan lupa sama hal itu" ujar Rania tersenyum

"Ishhh" jijik Dira dan Zakia serentak

"Hoam... gue ngantuk, nanti kalo ada guru bangunin ya" ujar Rania lalu menenggelamkan kepalanya ke tangannya

Zakia hanya berdehem sembari menatap sahabatnya itu

Huhu sampai sini dulu. Di usahakan sehari sekali update hehe

Jangan lupa di vote ya

Salam manis Author

Tbs...

Samudra RaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang