"Kalo begitu ummmm.. nah itu bangku yang kosong, silahkan kamu duduk di bangku belakang sama ummm.. siapa itu namanya? Lupa lagi saya umm kantilani, iyah benar kantilani" Ucap pak Sukirno sembari menunjuk ke kursi sebelah Kanti.
Sosok laki-laki yang akrab dipanggil Uwo pun pelhanan berjalan menuju kursi tempat duduknya itu disamping Kantil.
"Haii" sebuah tangan yang menjulur ke arahnya membuat Kanti kaget.
"Lo kantil? Anak seorang ibu yang tiap hari menerkam mangsanya" ucap Uwo, sontak membuat mata Kantil melotot sembari menatap mata Uwo.
"Apa,, kurang ajar sekali kamu bicara seperti itu padaku, tau apa kamu tentang saya?" Tanya kantil masih melotot ke arah Uwo.
"Rumah lo di Jalan Anggrek nomor 11 kan? Ibu lo bernama Sumiati, benar kan?" Tanya Uwo sembari menatap mata Kantil dengan tajam.
" Hah dia tau alamat rumah dan nama ibu ku, siapa dia? Kenapa bisa? Dari mana asal dia? Dari planet saturnus kah? Satelit kah? Dari mana? Siapa?" Ucap Kantilani ngomong sendiri di dalam hatinya dengan penuh pertanyaan.
" Apalagi yang kamu tau tentang saya HAH?" Tanya Kqntil dengan curiga dan penasaran.
" semuanya" celetuk Uwo dengan senyum mencurigakan.
"Hah semuanya" kata kantil sembari mengembalikan arah matanya ke depan melihat pak Sukirno menerangkan.
"Anak seorang ibu yang tiap hari menerkam mangsanya? Apa maksudnya? Apa maksud dia berbicara seperti itu padaku? Kenapa dia berbicara seperti itu tentang mamah?" Tanya Kantil dalam hatinya.
"Ting...ting..ting.."
Beberapa jam berlalu, bel pun berbunyi menandakan istirahat."Baik bapak sudahi pelajaran hari ini, bapak harap kalian dapat memahami dan mengerti materi yang bapak sampai kan, dan tidak lupa pr yang bapak kasih kemaren harap dikumpulkan. Kantil sama si Uwo anak baru kau, tolong kumpulkan catatan buku teman teman kalian dan simpan di meja ruangan bapak" suruh pak Sukirno pada Kantil dan Uwo.
"Baik pak" tembal Kantil dan Uwo sembari menganggukan kepala menandakan mengerti apa maksud pak Sukirno.
Mereka berdua pun pergi keruang Pak Sukirno dengan membawa buku teman-teman sekelasnya itu.
Baru kali ini kantil mau disuruh pergi keruangan Pak Sukirno. Dulu Kantil selalu menolak pergi ke ruangan Pak Sukirno, karna menuju ruangan Pak Sukirno itu harus melewati sebuah anak tangga yang cukup panjang, konon katanya, ditangga itu ada siswi terpeleset sampai tiada tapi jasadnya entah kemana hanya ada darah yang berhamburan.
Di tengah perjalanan menuju ruangan Pak Sukirno tiba-tiba.
"Hegk tong-tong" tiba-tiba suara gong terdengar
" HAH Suara apa itu" Ucap Kantil ketakutan yang tak tau berasal dari mana suara musik gong itu sembari berhenti sejenak.
"Suara Imas lah" jawab Uwo sembari melangkahkan kakinya meninggalakan Kantil yang terkejut mendengar suara gong.
"I-i imas? Siapa itu?" Tanya Kantil pada Uwo sembari berlari menyusul Uwo.
"Yaa siswi yang mati itu lah siapa lagi kalo bukan Imas" tbal Uwo dengan tidak ada rasa takut.
"Dari mana kamu tau itu Imas yang meninggal? Dan kenapa kamu tau ada siswi yang meninggal di tangga itu?" Tanya Kantil penasaran, berharap pertanyaannya itu dijawab oleh Uwo.
"Sini gue kasih tau lo" ucap Uwo sembari berhenti melangkahkan kakinya, dengan wajah yang sangat serius.
"Apa cepat jawab" paksa Kantil pada Uwo dengan wajah yang sangat penasaran.
"Gue tau semuanya" jawab Uwo sambil berbisik pelan, membuat suasana menjadi semakin tertekan.
Uwo pun kemudian melangkahkan kakinya kembali mendahului Kantil seoalah- olah dia tau dimana letak ruangan pak Sukirno.
"Dia tau segalanya? Dia manusia atau bukan yaa?" Di dalam otak Kantil banyak sekali pertanyaan mengenai si Uwo Uwo itu.
Setelah lama berjalan akhirnya sampai di ruangan Pak Sukirno.
Mereka berdua langsung masuk, karna pak Sukirno tidak ada di ruangan.
Setelah menyimpan buku mereka pun kembali lagi ke kelas, Setelah sampai di kelas nampak sesosok perempuan tinggi,rambut panjang sepinggul serta berkulit putih sedang duduk di meja Kantil dan Uwo.
"Hallo Suwongkim, kamu sudah makan?" Tanya sosok perempuan itu.
Kantilani merasa geli melihat tingkah Salsa yang tengah menggoda sosok peria yang dianggap misterius oleh nya.
Iyah,, namanya Salsa seorang perempuan tercantik di kelas dengan penampilan yang dapat memikat hati para sosok peria di sekolah itu.
"Belum" jawab Uwo pada Salsa singkat.
"Oh.. kalo gitu ini aku bawain roti lapis buatan ibuku"Tawar salsa pada Uwo sembari mengibas-ngibas rambutnya itu.
"Dasar susuk" celetuk Uwo pelan.
"Apa Wo? Kamu tadi bilang apa?" Tanya Salsa yang gak kedengaran Uwo ngomong apa.
"Ini gue juga bawa roti, mau??" Tawar Uwo pada salsa sembari mengeluarkan sebuah roti yang dibaluti dengan keresek putih.
" ummmm" gumam Salsa.
"Ini buatan gue sendiri,lo harus coba" ucap Uwo sembari membuka roti itu dari keresek kemudian memberikannya pada Salsa.
"Ini selai apa?" Tanya Salsa.
"Makan aja, ntar juga tau itu selai apa"jawab Uwo sembari nyengir misterius.
Salsa kemudian memakan roti itu dengan agak-agak curiga.
"Enak kan?"tanya Uwo pada Salsa.
Salsa kemudian mengangguk menandakan roti yang dibuat Uwo enak.
"Enak lah darah segar haha" ucap Uwo dalam hatinya sembari nyengir setengah bibir.
"Ting..ting..ting"
Bel berbunyi tandanya kelas akan segera dimuali.
Semua murid pun kemudian belajar, sampai waktu pulang tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ibuku Si Kuntilanak Hitam
HorrorApa kalian mengetahui tentang miss key? Atau sering populer dengan kata kuntilanak? Jika kalian tidak pernah mengetahui tentang "sosok" miss key, jika belum mengetahui nya kalian WAJIB sekali membacanya karena disini kalian akan diberikan gambaran m...