PARASIT

72 3 0
                                    

"Sialan! Gk sopan banget jadi cewek". Kata sosok laki - laki merebut tas dari tangan Kantilani Maharani yang membuatnya kaget.

" Uwoo..."

"Mau apa kamu?". Tanya Uwo pada Kantil.

"Aku hanya...ummm...anuuu..". Jawab Kantil terbata bata karna kaget apa yang ia temukan di tas milik Uwo itu.

Uwo pun kemudian melihat isi tas miliknya.

"Apa!!!". Kata Uwo dalam hatinya kaget.

"Apa dia sudah tahu apa ini?". Ujar Uwo bertanya dalam hatinya.

Kemudian Uwo pun berbicara pada kantil.

"Apa kamu lihat ini?" Tanya Uwo pada Kantil, sembari menunjukan isi tasnya itu.

"Ii-i-iya..". Jawab Kantil gemetar.

"Mengapa kamu bawa janin bayi yang masih kecil sekali Wo?" Tanya Kantil pada Uwo.

Uwo pun kemudian melotot ke arah Kantil tajam tajam.

"Apa urusan dengan mu?". Tanya Uwo pada Kantil.

Kantil hanya berdiam tak bergerak sedikitpun sembari menatap mata Uwo penasaran.

"Oke jadi begini..ini adalah makanan ku, dan kamu Til gak perlu ikut campur dengan ku. Faham!". Jelas Uwo pada Kantil.

"Lalu kamu dapat dari mana janin bayi itu?". Tanya Kantil penasaran.

"AKU BILANG KAMU GK USAH IKUT CAMPUR TENTANG KU. FAHAM GAK?". Jawab Uwo pada Kantil dengan nada yang tinggi.

"Aku penasaran Wo, akubpengen tau". Ucap Kantil.

"Baiklah jika kamu pengen tau. Aku dapat janin yang masih kecil ini dari dalam kandungan". Jawab Uwo dengan menaikan kedua kakinya itu ke atas meja. Seolah tak merasa bersalah dan tak merasa was- was apa yang telah ia lakukan pada janin itu.

"Dengan cara apa kamu mendapatkan nya Wo?". Tanya kantil lagi.

"HAHAHA aku beraksi pada hari Jum'at Kliwon , tepat jam 01.00 WIB. Dimana aku akan masuk kedalam rumah orang yang sedang hamil 8 bulan. Kemudian aku memasukan tanganku dan mengambilnya dari rahim ibunya langsung HAHAHA" Jelas Uwo sembari tertawa terbahak bahak.

Dalam hati kantil hanya ada ketakutan dan rasa heran bercampur penasaran. Apakah Uwo sudah gila atau apakah dia itu mahluk gaib?

"Berarti kamu itu parasit?" Tanya Kantil lagi pada Uwo.

"Tentu saja". Dengan tenang Uwo menjawab pertanyaan - pertanyaan dari Kantil.

Kantil pun lalu terdiam. Memandang lekat wajah lelaki yang mulai gila itu.

"Apa ada pertanyaan lagi?". Tanya Uwo pada Kantil.

"Tentu...begini,, apa hubungan kamu dengan ibuku?". Tanya Kantil pada Uwo.

Uwo pun kemudian melotot sampai agak keluar bola matanya itu. Terlihat jelas di matanya ada amarah dan benci.

"Kenapa kamu tanya itu? Apa maksud mu tanya seperti itu?". Tanya Uwo pada Kantil sembari mencekik leher Kantil dengan sangat erat.

Kantil tidak bisa menjawab. Ia cuma bisa merengek dengan nada yang tak keluar dari mulutnya itu.

Kemudian Uwo pun melepaskan cekikannya itu dari leher Kantil.

"Ohoo...oho..oho...a- aa- aku hanya mau tau tentang ibuku". Jawab kantil terpotong potong sembari memegang lehernya yang kesakitan itu.

"Ibu mu adalah sosok wanita iblis". Jawab Uwo pada Kantil dengan nada yang penuh amarah.

Kantil heran apa maksudnya yang dikatakan Uwo tentang ibunya. Kenapa dia benci pada ibuku?

"Kenapa kamu benci pada ibuku? Sementara kamu belum pernah bertemu dengan ibu ku?". Tanya Kantil heran.

"Heemm...". Uwo mulai menarik nafasnya pelan pelan.

"Karna dia ibuku". Jawab Uwo singkat sembari meninggalkan Kantil sendirian.

"HAH!!..Apa? Dia...?". Ucap Kantil syok mendengar pernyataan yang keluar dari mulut Uwo.

Kantil pun pulang tanpa mengikuti pelajaran. Dengan langkah kaki yang gemetar dibarengi perasaan yang gk karuan, Kantil menyusuri jalan yang penuh dedaunan melewati jalan yang sunyi.

*Di rumah

"Tok..tok..tok..". Suara ketukan terdengar.

Ibu Kantil pun segera membuka pintunya.

"Til... sudah pulang? Memangnya gak ada pelajaran atau dibubarkan atau bagai mana?". Tanya Ibunya yang tak henti henti bertanya pada Kantil.

"Karna ibu". Jawab Kantil singkat.

"Hah karna ibu? Memangnya ibu kenapa? Ibu gak sakit Til jadi kamu gak perlu pulang secepat ini". Ucap Ibunya.

Tanpa banyak kata apa pun. Kantil langsung menuju kamar Ibunya dan mengambil sebuah foto yang terletak di atas lemari.

"Ini apa?". Tanya Kantil pada ibunya.

Sangat terlihat jelas di raut wajah ibunya ada ketakutan.

"It-it-itu..., Til ibu bisa jelaskan". Ucap Ibunya pada Kantil.

"Gak perlu bu,, Kantil udah tau semuanya dari si Uwo. Maksudku dari Suwongkim anak laki- laki ibu, yang ibu sembunyikan dari kantil". Ucap Kantil sembari meneteskan air matanya.

"Mungkin sekarang giliran ibu". Ucap ibunya.

"Giliran apa?". Tanya Kantil pada ibunya.

Kemudian ibunya pun pergi tanpa menjawab pertanyaan Kantil.

Hari mulai gelap. Kantil menunggu ibunya yang tak kunjung pulang.

"Ibu kemana sii?". Tanya Kantil sendiri.

Ber jam- jam ia menunggu ibunya hingga terlelap tidur diatas kursi tanpa selimut. Namun ibunya tak kunjung pulang.

Ibuku Si Kuntilanak HitamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang