Menyusun Rencana

64 3 0
                                    

***
Keesokan harinya pagi pun datang, Kantil bergegas pergi sekolah.

Ia menuju dapur untuk sarapan dan ternyata disana sudah ada Uwo yang tengah makan makanan paforitnya itu.

"Til..mau ku buatkan makanan ini". Tawar Uwo pada Kantil.

"Menjijikan".

"Apa? Kamu bilang apa?". Tanya lagi Uwo pada Kantil.

"Ridak bukan apa-apa tidak penting, ummm aku mau makan nasi goreng ada?". Tanya Kantil pada Uwo.

"Hello mbak... ini rumah bukan tempat jualan nadi goreng yang seenaknya pesan terus langsung dibuatkan. Kalo kamu mau buat sendiri lah".  Jelas Uwo pada Kantil sembari melihatkan cengiran yang meledek.

"Iyah iyah".

Kantil pun berdiri dari tempat duduknya lalu mulai membuka lemari makanan tempat ibunya dulu menyimpan nasi.

"Sialan..". Ucap Kantil.

"Kenapa Til?". Tanya Uwo.

"Nasinya tidak ada, semuanya dipenuhi makanan menjijikan". Jelas Kantil yang kemudian mengambil tasnya dari meja makan dan meninggalkan Uwo sendirian.

*Di Sekolah

"Til...". Suara sosok wanita separuh baya memanggil Kantil dari arah belakang.

Kantil pun membalikan badannya dan melihat asal suara itu.

Tetapi Kantil tidak melihat ada seorang pun di kelasnya itu. Kantil merasa takut, tapi ia memberanikan diri untuk tetap diam dikelas sendirian.

"Kantilll....".

Suara semakin jelas. Kantil merasa sangat kenal dengan suara ini.

"Siapa?". Ucap Kantil menyaut.

"Hoaaah...". Suaranya mulai terdengar dari belakang telinga Kantil.

Kantil membalikan badannya dan...

"Aaaaa siapa kamu?".

Kemudian mahluk itu mulai menangis membelakangi Kantil.

"Huuufft..". Helaan nafas Kantil terdengar jelas.

Ia bingung harus kabur dengan rasa penasaran dan harus bertanya mendekati sosok mahluk itu dengan memecahkan penasarannya.

Kemudian dengan keberanian Yang Kantil miliki. Kantil mulai mendekatinya dan perlahan menepuk punggung mahluk itu tapi...

"Siiapp..aaaa...kenapa tembus? Kenapa tidak bisa menyentuh nya?". Kantil semakin merasa takut dan heran. Dengan kepolosan Kantil mengenai mahluk halus, ia mencoba berinteraksi dengan mahluk itu.

"Siapa nama mu?". Tanya Kantil pada sosok mahluk halus itu.

"Ibu...". Sahut nya sembari menangis.

"Ibu? Ibu siapa?". Tanya Kantil pada mahluk itu.

"HIHIHIHIHI".

Suara sosok mahluk gaib itu mencikikik kemudian mulai terbang pergi ke arah jendela kelas.

Perlahan mahluk gaib itu pergi tanpa bayangan sedikit pun.

"Akuu harus mencari titik dimana bisa memecahkan masalah. Dan harus mencari tau siapa dan ibu siapa mahluk itu. Kenapa mahluk itu terlihat sangat sedih? Dan mengapa dia terus menakuti aku terus?".

Pertanyaan itu mulai dilontarkan Kantil seorang diri. Selepas pulang sekolah ia akan langsung menyusun rencana agar dapat mengetahui semua nya mengenai teka-teki ini.

Setelah pulang sekolah kantil langsung pergi ke rumah.

*Di Rumah

Sesampainya dirumah ia tidak melihat sosok Uwo. Rumahnya terlihat sepi, tenang dan damai. Seolah tidak ada penghuni rumah.

"Kemana si Uwo itu. Apa dia tidak akan pulang kesini lagi?". Ucap Kantil sendirian.

Kemudian ia langsung masuk ke dalam kamarnya.

"Til...".

"Iyah..". Sahut Kantil yang dikira Uwo telah memanggilnya itu.

Kemudian Kantil pergi memeriksa yang dikira Uwo.

"Tidak ada siapa-siapa disini, lalu yang tadi memanggil ku siapa?". Batin Kantil.

"Baiklah tidak usah difikirkan semuanya akan baik baik saja". Ucap Kantil sendirian.

Kantil pun mulai menyusun rencana apa saja yang akan ia lakukan untuk memecahkan teka-teki ini.

Ibuku Si Kuntilanak HitamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang