Teruslah berlari mencapai mimpi-mimpimu,
Sampai suara cemoohan itu berubah menjadi suara tepuk tangan-Everlyn Alendra-
.
.
.
"Yaudah, kamu istirahat dulu. Tangannya jangan
dibawa kerja dulu ya non nanti infeksi" Selepas kejadian di ruang tamu beberapa menit yang lalu, bibi langsung mengkompres tangan Everlyn dengan kotak P3K yang diberikan Elvan tadiYa! Elvan yang memberikannya
Elvan tiba tiba datang ke kamarnya dengan memegang sekotak obat merah dengan raut wajah tak dapat diartikan, ia menyodorkan sekotak obat itu
"obatin luka lo"
hanya itu yang dikatakan Elvan, dan setelahnya berlalu pergi begitu saja. Everlyn tersenyum, kakak laki-laki nya masih perduli kepadanya meskipun masih terlihat cuek ia tetap mensyukuri setiap kepedulian kecil yang diberikan setiap anggota keluarganya
"makasih banyak bi" Everlyn tersenyum lalu selepasnya merebahkan tubuhnya di kasur kecil lusuhnya lalu menarik selimut tipis untuk menutupi tubuh ringkihnya
bibi Sum hanya tersenyum haru, dia dan pelayan pelayan lain hanya sebatas sebagai pembantu saja, tapi mereka disajikan dengan kamar dan fasilitas yang baik oleh majikan besarnya
lalu bagaimana dengan anak majikan nya ini sendiri? memiliki kamar yang jauh dari kata baik dari kamar milik pembantu disini? kamar yang sangat tidak layak dihuni
kamar yang ditempati Everlyn adalah bekas gudang kotor, sudah 4 tahun ia tinggal di kamar ini, dengan lampu yang redup, lemari yang tak kokoh lagi, selimut yang sangat tipis dan bantal yang sudah rusak, hanya mengharapkan sinar matahari yang menembus dari ventilasi kecil saja
bahkan tak ada meja belajar disini, gudang ini pun memiliki kamar mandi bekas. tinggalnya Everlyn disini sudah seperti rumah ke dua baginya, Sebelum pergi dan pulang sekolah ia hanya akan tetap didalam kamar bekas gudang ini, bahkan loteng bekas gudang itu sudah mulai menampakkan celah bolongan yang mengakibatkan setiap hujan akan terjadi kebocoran
tetapi Everlyn mensyukuri semuanya, dulu ia masih diberikan kamar yang indah dan layak huni seperti kakaknya, tapi setelah nya Elina menyuruh nya untuk pindah ke gudang, bahkan ia juga yang harus membersihkan gudang itu tanpa bantuan pelayan lain
"nona, baik baik saja?" Everlyn hanya tersenyum menanggapi nya. beberapa menit kemudian, bibi sum yang melihat Everlyn sudah tertidur segera beranjak dari sana dan menutup pintu kamar itu pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVERLYN (HIATUS)
Teen Fiction"Bunda... peluk aku sekali saja" -- Everlyn Alendra 🦋🦋🦋🦋🦋🦋 Perempuan yang harus melewati masa masa pahitnya seorang diri, keluarga yang dekat namun terasa jauh. Jika seumuran anak diluar sana akan menikmati masa masa bermain dan belajar bersam...