ᴘ ʀ ᴏ ʟ ᴏ ɢ

560 51 5
                                    

Ketika pemandangan indah terhalang rintangan, geserlah sudut pandangmu hingga terlihat kembali keindahannya. Sama seperti persoalan hidup

-Everlyn Alendra-

.

.

.

Semilir angin di pagi hari membangunkan seorang gadis yang masih tentram dalam hangatnya selimut tipis

Guk guk guk

"Mbul jangan berisik!" Ia menaikkan kembali selimut nya hingga menutupi seluruh tubuh kecilnya

Duk

"Aduh" Everlyn bangun dengan raut wajah kesal, anjing gembul nya ini tak berhenti mencekcokinya. Apakah ia tidak tau bahwa Everlyn butuh tidur sekarang?

Seakan tak tinggal diam, anjing yg diberi nama gembul ini semakin membuat kegaduhan disekeliling Everlyn saat melihat majikan kecilnya kembali ingin merebahkan tubuhnya lagi

"Baiklah mbul aku bangun" Gadis itu segera beranjak dan merapikan tempat tidur nya ahhh ini tidak seperti tempat tidur ini hanya sebuah kasur kecil tipis rusak yang langsung terhubung dengan lantai yg dingin

Perempuan cantik itu segera bersiap siap untuk sekolah. Bagaimana pun keadannya sekolah adalah hal pertama yang harus ia utamakan

🦋🦋🦋

"Udah wangi belum mbul?" Everlyn mendekat kan tubuhnya kepada si gembul, anjing kecil itu hanya terdiam lalu kembali melanjutkan tidurnya. Melihat tak ada reaksi dari si gembul Everlyn segera mengambil tas lusuhnya lalu keluar

"Pagi bi" sapanya yang dibalas senyuman oleh sang pembantu rumah tangga, gadis itu membantu Bi Sumi merapikan piring piring yang baru saja dicuci, tak sengaja ia melihat kearah ruang makan yang nampak luas dan sepi

"Bibi semua sudah berangkat?" Tanya Everlyn, biasanya di jam segini ia pasti sudah mendengar suara bundanya dari ruang makan memanggil kakak perempuan dan juga kakak laki laki nya untuk sarapan pagi bersama, dan sang papa pasti sudah duduk sambil menikmati kopi dan membaca koran.

Tapi semua rutinitas pagi itu tidak diperuntukkan kepada dirinya. Ia hanya bisa sarapan setelah semuanya selesai makan bersama. Tentu saja semua makanan yang sudah dimasak akan dihidangkan diruang makan, tidak ada yg tertinggal sepiring pun didapur

"Ia nona semua sudah berangkat. Tuan besar ada pertemuan pagi katanya bareng Nyonya " balas sang bibi sambil menyiapkan selembar roti untuk sarapan anak majikannya ini

Meskipun Everlyn tidak dianggap di keluarganya sendiri, bi sumi akan tetap memperlakukan nya sesopan mungkin, karna ia juga tetap bagian dari keluarga ini. Tak ada yg bisa menghapus kebenaran itu

"Ini makan dulu, nanti terlambat ketinggalan bis" Gadis itu hanya mengangguk sambil memakan roti selay dihadapannya.

"Bibi aku berangkat, rotinya engga muat diperut, nanti kasih gembul aja dia pasti mau" Mood gadis itu hari ini tidak begitu baik, biasa ia akan bahagia sambil memandang keluarganya sarapan tapi kali ini tidak

"Yaudah hati hati ya nona. Belajar yang rajin dan tetap semangat. Biar nanti papa sama bunda bangga sama putrinya ini" Bi sumi mengusap kepala Everlyn sayang lalu menghadiahi nya kecupan singkat didahi

Nasihat bibi adalah nasihat yang setiap pagi ia dengarkan untuk memotivasinya memulai hari dengan senyum,

"Hu'um tapi jangn panggil nona nona, Everlyn engga suka" Bibi sum hanya terkekeh, anak majikannya ini sangat sensi ketika dipanggil sebutan seperti itu, terlalu formal katanya

karna memang dari semua pelayan dirumah mewah ini Everlyn hanya menanggap wanita paru bayah didepannya ini sebagai pengganti senyum bundanya setiap pagi

Karna pada akhirnya hanya bibi nya lah yang mau menguatkan dirinya dari segala masalah yang ada pada hidupnya. Tidak ada lagi yang mendukungnya semua orang seolah olah memilih menjauh dan membiarkannya dalam ke tersendiriannya.

Tetapi Tuhan tetap begitu baik padanya, masih memberikan dirinya seorang wanita paruh baya meskipun hanya sebagai pelayan dirumah ini, tetapi yang selalu bersikap layaknya seperti ibu untuk dirinya, menguatkan dirinya disaat ia putus asa

Tetapi Tuhan tetap begitu baik padanya, masih memberikan dirinya seorang wanita paruh baya meskipun hanya sebagai pelayan dirumah ini, tetapi yang selalu bersikap layaknya seperti ibu untuk dirinya, menguatkan dirinya disaat ia putus asa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hai, Terimakasih sudah mampir dan membaca cerita pertamaku!

Maaf kalo alurnya berantakan, aku juga baru mulai nulis kembali, nanti dilain waktu aku akan coba rapiin kembali ya!!

Gimana PROLOG nya? Semoga kalian suka 😊

Bisa beri COMMENT dan juga VOTE nya yah!!

See you di part selanjutnya! Jangan lupa SHARE ke teman teman kalian! Aku berterimakasih untuk itu!! bye bye! ❤

thankyou! - bye bye! ❤🦋

Sumatera Utara,
30 September 2020

EVERLYN (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang