ʙ ᴀ ɢ ɪ ᴀ ɴ 6

148 17 0
                                    

Jangan menilai apapun, kamu akan bahagia. Maafkan semuanya, kamu akan lebih bahagia. Cintai segalanya, kamu akan menjadi yang paling bahagia -Sri Chinmoy

-Everlyn Alendra-

-Everlyn Alendra-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.


.

"Nona buka pintunya ini bibi bawa makanan. Nona nona buka bentar yah. Bibi bawa makan malam"

Bi Sum begitu khawatir, sudah hampir 20 menit sejak Everlyn melihat kejadian di ruang makan, gadis itu hanya berlari terseok seok menuju kamar

Bahkan si gembul yang baru saja balik dari keliling komplek terkejut melihat Everlyn berlari terseok tadi. Kepala Pelayan yang tak. Lain adalah bi sum sudah berusaha membujuk Everlyn berkali kali tetapi hasilnya tetap nihil.

"Nona, bibi buat makanannya di meja ya, kalo laper panasin aja ya, kalau tidak panggil bibi ya. Jangan sedih, kalo ada apa apa cerita ke bini ya nak" Ucap bi Sum, ia tau anak majikannya ini sedang tidak baik baik saja

Tetapi lagi lagi tak ada jawaban

"Kenapa bi?" Elvan yang ingin mengambil air di kulkas tertahan melihat bi sum yang hanya berdiri di depan pintu kamar Everlyn, ahh ya bukan kamar hanya sebuah gudang kecil yang direnovasi dengan tangan bi sum dan Everlyn sendiri agar layak disebut sebagai kamar

"Eh tuan muda El, butuh sesuatu? Biar bibi ambilkan" Ucap bi sum sedikit terkejut, "Engga bi, biar El ambil sendiri aja. Ada apa?" Tanya Elvan penasaran untuk yang kedua kali

"Mmm, nona Everlyn tuan. Dari tadi pulang sekolah sudah pucat. Dan sekarang tidak ingin makan. Saya takut dia kenapa kenapa" Raut bi sum begitu khawatir ia tak tega melihat Everlyn kenapa napa nantinya

"Sakit?" Tanya Elvan singkat sambil menatap kearah pintu kamar Everlyn lalu mengambil air dari kulkas. "Ia tuan saya sudah coba paksa buka pintunya,tapi nona Everlyn ngga mau buka pintunya, saya khawatir sekali tuan"

Elvan kembali menatap pintu itu lamat lamat, lalu menghela nafas panjang, diambilnya piring berisi nasi, lauk dan sayuran dari tangan bi Sum. "biar aku yg coba bi" Ucapnya lalu mendekati pintu kamar itu

Bi sum hanya mengangguk laku membiarkan Elvan mengambil piring dari tangannya. Semoga ini awal baru Elvan membuka hati untuk adiknya, pikirnya.

Bi sum yang tidak ingin mengaganggu pun memilih meninggalkan Elvan sendiri, Elvan lalu mendekat ke arah pintu dan engetuk nya pelan

Tok... Tok... Tok...

EVERLYN (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang