17

895 99 2
                                    

"ARGH."

Yoongi terbangun.

Ia melirik ke segala arah, mencoba mencermati dimana ia sekarang. Tubuhnya cukup basah sebab ia terbaring dijalan aspal yang telah rusak hingga air hujan menggenang disekitarnya. Suasana benar-benar gelap oleh awan hitam yang menyelimuti langit, pun titik air gerimis terus menghujami.

Yoongi bingung bagaimana bisa ia berakhir ditempat kumuh seperti ini. Tempat berkumpulnya para tunawisma yang kini berkeliaran disekitarnya. Yoongi beranjak bangun dari tempatnya, melangkah terus mengikuti jalan yang tak ada ujungnya.

Ia sadar sepanjang jalan dirinya ditatap aneh oleh orang-orang yang ia lewati, meninjau dari kepala hingga ujung kaki. Setelahnya saling berbisik dengan teman sebelah sambil terus menatap tajam kearahnya.

Yoongi merasakan sengatan menyerang kepala, kemudian mengangkat tangan untuk mengeceknya. Saat itu ia tersadar bahwa perban melingkupi bagian atas tubuhnya tersebut. Pria pucat itu jatuh tersungkur saat sakitnya mulai tidak tertahan lagi. Lalu dua orang lelaki yang Yoongi taksir umurnya jauh dibawahnya menghampiri. Tingginya begitu menjulang lalu mereka membungkuk untuk memperhatikan Yoongi dengan seksama.

"Ah, bener kan yang gue bilang!" ucap lelaki yang memiliki belah bibir tebal, "Produser kesukaan lo itu 'kan, Bin?" lanjutnya.

Pertanyaan itu diamini oleh anggukan dari si pemilik lesung pipit seperti milik Namjoon, "Iya, tapi kenapa ada disini?" katanya sambil menyeringai.

"Hooo, lagi dikejar polisi gak sih?"

Wajah kaget tergambar pada si lesung, "HAH? GAK kaget tuh, Jun."

Lalu keduanya tertawa bersama. Yoongi bingung atas sikap mereka sebab diawal mereka bilang jika suka bukan?

"Ini jelas karma."

"Karena nolak lagu gue gak sih?"

"Dih pede banget, karena bikin anak orang koma kali pas gue liat di berita."

"Yeonjun, lo bisa liat berita dimana?"

"Soobin, Soobin. Makanya kalau lo beraksi ikut nonton tipi dulu lah sambil nunggu timing yang tepat!"

Soobin menempeleng kepala temannya, "Bagus, biar jadi copet yang berwawasan ya gak?"

"Anjing kepala gue!" Yeonjun membalas perbuatan Soobin, "Iya, pantes pinteran gue ya daripada elo."

Dua sekawan itu terus saja bergurau disekitar Yoongi, berputar-putar sambil saling memukul dan menendang. Sesekali mengenai Yoongi yang berada dibawah mereka. Kepala sudah terasa ringan kembali dan rasa sakit juga sudah reda, Yoongi yang tak tahan kelakuan dua bocah ini beranjak bangun lagi.

Soobin yang pertama melihat Yoongi sudah berdiri didekat mereka pun kaget, "Weh, bangun dia Jun. Dimampusin mampus lo!"

"Hiiiiiiii, iya dia 'kan gak waras kayak elo Bin."

"Bangsat!"



DOR

"ANJING APAAN TEMBAK-TEMBAK!"

Soobin kaget sampai-sampai melompat naik ke tubuh temannya. Begitupun dengan Yoongi dan orang lain disekitar mereka. Keadaan menjadi ricuh, mereka semua berlari tak tentu arah, saling menabrak, tak peduli pada tubuh karena nyatanya aparat lebih bahaya daripada tubuh mereka yang terluka.

"Min Yoongi!" seseorang berteriak memanggil namanya. Saat ia menajamkan mata untuk melihat orang tersebut, tidak lain tidak bukan ialah Namjoon. Yang berlari kearahnya beserta beberapa polisi yang ikut dibelakang.

Dengan cepat langkah membawanya lari, menjauh sebisa mungkin dari kejaran sang sahabat.

Sebetulnya ia tak paham betul atas apa yang terjadi, pun denyutan kembali menyerang dengan intensitas yang lebih parah. Memperlambat laju lari Yoongi.

Hingga benda panas berhasil melubangi betis, Yoongi jatuh menelungkup menghantam aspal dengan kencang. Sakit amat sangat yang hanya bisa ia rasakan. Tak ada jalan untuk lari karena kini kedua tangan yang ditarik kebelakang sukses diikat oleh gelang besi yang saling terhubung.

Namjoon menatapnya dengan khawatir, "Hyung, maaf. Tapi tolong ikuti aturan, jangan lari. Demi Jimin."




"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
INCEPTION -yoonmin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang