19

706 103 6
                                    

Namjoon mengusap matanya pelan, berusaha menghilangkan rasa kantuk yang mendera. Waktu sudah hampir tengah malam saat ini.

Namjoon sedang berada didalam kamar sahabatnya mengecek sekali lagi untuk hari ini. Terhitung dua belas malam sang sahabat tertidur, tenggelam dalam mimpi panjangnya.

Ia memutuskan untuk pergi kala seorang suster datang setelah menerima laporannya untuk mengganti tabung infus yang isinya hampir habis. Namjoon melangkah keluar dengan tubuh yang lelah, tak lupa memberi kabar kekasihnya dirumah bahwa ia akan segera datang. Namun panggilan dengan nada yang lumayan keras mengurungkan niat dokter tampan tersebut.

"DOKTER! Pasien Min Yoongi sudah sadar!" hanya dengan melongokan tubuhnya sendiri pada pintu ruangan suster yang tadi memberitahu dengan cemas.

Sebab saat Namjoon tiba sosok tubuh diatas kasur mengejang hebat, kedua matanya membelalak menatap langit-langit kamar. Napasnya juga tercekat meski selang oksigen masih terhubung dengannya.

Namjoon bergegas memeluk tubuh yang lebih tua, "Yoongi hyung, gak apa-apa gue disini, napas hyung pelan-pelan," katanya sambil sesekali menepuk punggung pria pucat itu.

Tentu bukan hal mudah. Butuh beberapa menit agar Yoongi bisa diam dan bernapas dengan stabil.

"Are you okay, hyung?" tanya Namjoon, "Suster bisa tolong ambilkan air putih? Dua ya, satu untuk pasien, satunya untuk saya aduh capek banget gila tenaga orang pingsan belasan hari ngga ada adab."

Suster tersebut pun langsung melenggang diiringi kekehan yang tertahan, sungkan untuk tertawa dengan lepas. Hanya butuh waktu sesaat untuk kembali memberikan dua gelas air penuh kepada yang meminta.

"Hyung, ayo minum."

Yoongi menuruti.

"Lo laper gak?"

Yoongi menggeleng. Tangannya malah menjulur kearah Namjoon, meraih milik pemuda berlesung pipit itu seraya ditangkupnya dengan erat.

Namjoon dapat merasakan bagaimana air mata milik Yoongi perlahan menetes, jatuh pada tangannya hingga mengalir deras pada selimut yang Yoongi kenakan. Ia berdiam memperhatikan, ingin memberi waktu sampai Yoongi benar-benar lega, walau dadanya juga terpacu karena sadar pasti ini bukan hal yang diharapkan.

Jika dipikir anugerah yang dimiliki Yoongi memang tidak baik, membuat Namjoon kesal sendiri. Mengapa orang menyebut ini anugerah sedangkan bisa sebegitu menyakiti sahabatnya. Bukan hanya Yoongi, orang disekelilingnya juga.

"Gue mati aja kali, Joon," ujar Yoongi disela isaknya.

"Heh, jangan ngomong gitu, hyung."

"Takut. Gue takut banget."

Namjoon menarik tangannya kasar, "Lo udah janji sama gue gak bakal lari lagi, hyung."






"Park Jimin. Gue sama dia, Joon."

INCEPTION -yoonmin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang